Diplomat tertinggi China menyampaikan pernyataan tersebut di tengah kekhawatiran bahwa hubungan antara negara itu dan Amerika Serikat dapat berubah di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
Wang Yi menyampaikan pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada tanggal 28 September.
Reuters melaporkan pada tanggal 17 Desember bahwa Wang Yi, anggota Politbiro , kepala Komisi Urusan Luar Negeri Pusat, dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, menyatakan harapan bahwa pemerintahan Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan datang "akan membuat pilihan yang tepat" dan bekerja sama dengan Beijing.
"Kami berharap pemerintahan AS yang baru akan membuat pilihan yang tepat dan bekerja sama dengan China dengan cara yang saling menguntungkan untuk menghilangkan gangguan dan mengatasi hambatan," kata Wang Yi dalam sebuah forum di Beijing.
Beberapa jam sebelumnya, pada konferensi pers pertamanya setelah terpilih, Trump mengatakan bahwa presiden Tiongkok adalah temannya dan "orang yang hebat," tetapi hubungan itu telah menjadi tegang.
"Kami memiliki hubungan yang baik hingga pandemi Covid-19. Covid-19 tidak mengakhiri hubungan tersebut, tetapi itu merupakan perubahan yang sangat mendadak bagi saya," katanya dalam konferensi pers di resor Mar-a-Lago (Florida, AS).
Ketika Presiden Joe Biden dilantik pada Januari 2021, China mengatakan ingin bekerja sama dengan pemerintahan baru tersebut dan menjatuhkan sanksi kepada mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan 27 pejabat senior lainnya yang pernah bekerja di bawah pemerintahan Trump.
Akankah Ukraina terpengaruh oleh perang dagang AS-Tiongkok?
Kedua belah pihak telah menyatakan posisi mereka sebelum Trump kembali ke Gedung Putih. Masa jabatan pertama Trump menyebabkan perang dagang yang mengganggu rantai pasokan global dan merugikan hampir setiap perekonomian karena inflasi dan biaya pinjaman melonjak.
Trump telah mengisyaratkan rencana untuk melanjutkan langkah-langkah tersebut dengan Beijing dan mengumumkan bahwa ia akan mengenakan tarif tambahan 10% pada barang-barang Tiongkok untuk mendorong negara tersebut mengambil tindakan lebih lanjut guna menghentikan aliran fentanyl ke AS.
Sebelumnya, ia juga berjanji untuk mengakhiri status perdagangan negara favorit China dan mengenakan tarif melebihi 60% pada impor dari China.
Para analis berpendapat bahwa China berupaya mengumpulkan pengaruh untuk memulai negosiasi dengan pemerintahan AS yang baru mengenai aspek-aspek kontroversial dalam hubungan bilateral, termasuk perdagangan dan investasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber: https://thanhnien.vn/trung-quoc-len-tieng-after-ong-trump-noi-covid-19-khien-moi-quan-he-xa-cach-185241217170717311.htm






Komentar (0)