
Pasukan AS di Suriah utara pada tahun 2018 (Foto: AP).
Sputnik melaporkan pada 31 Desember, mengutip sumber lokal, bahwa dua pangkalan AS di provinsi Al-Hasakah di Suriah timur laut diserang dengan roket dan drone.
"Beberapa roket mendarat di dekat bangunan perumahan di ladang minyak Al-Jabsa di Ash Shaddadi (kota), yang diduduki militer AS sebagai pangkalan mereka," sumber tersebut membenarkan.
Sumber tersebut menambahkan bahwa pangkalan AS di bandara Kharab al-Jir di Al-Hasakah diserang oleh drone.
Jumlah serangan terhadap pangkalan koalisi internasional pimpinan AS di Irak, serta pasukan AS di Suriah, telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir sejak konflik Israel-Hamas meningkat pada 7 Oktober 2023.
Menurut pejabat militer AS, hingga 23 November 2023, telah terjadi 36 serangan yang menargetkan pasukan AS di Irak dan 37 serangan di Suriah.
Kelompok-kelompok bersenjata Syiah yang beroperasi di Irak telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sementara itu, Washington meyakini serangan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran.
AS juga telah melakukan serangan udara yang menargetkan milisi yang didukung Iran di Suriah dan Irak sebagai balasan atas serangkaian serangan terhadap pasukan AS di kedua negara Timur Tengah tersebut.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan bahwa serangan-serangan ini dilakukan dengan dukungan Iran, dan memperingatkan bahwa Pentagon akan mengambil tindakan balasan jika serangan-serangan ini terus berlanjut.
Gedung Putih menuduh Iran "secara aktif memfasilitasi" kelompok-kelompok yang didukung Teheran dalam melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap pangkalan militer AS di Irak dan Suriah.
Menteri Pertahanan Iran Mohammad Reza Ashtiani memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat menghadapi "serangan serius" jika Washington tidak campur tangan untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas.
Menyusul pecahnya konflik di Gaza, AS mengerahkan berbagai aset dan pasukan ke Timur Tengah, termasuk kapal selam yang membawa rudal jelajah dan dua kelompok kapal induk serang.
Israel melancarkan "pengepungan total" Jalur Gaza menyusul serangan mendadak Hamas di selatan negara itu pada 7 Oktober. Pertempuran yang telah berlangsung lebih dari dua bulan ini telah menewaskan ribuan orang di Gaza dan Israel.
AS telah menyatakan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk Israel dan kes readiness-nya untuk memberikan bantuan militer guna membantu Israel membalas serangan Hamas. Namun, Washington juga menekankan bahwa Tel Aviv harus mematuhi "hukum perang" dan menghindari korban sipil.
Saat ini AS menempatkan 900 tentara di Suriah dan 2.500 di Irak yang ber neighboring. Washington mengatakan bahwa mereka menjalankan misi untuk memberi nasihat dan mendukung pasukan lokal guna mencegah kebangkitan kembali kelompok yang menyebut diri mereka Negara Islam (ISIS).
Para analis keamanan mengatakan ada kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa konflik Israel-Hamas dapat menyebar ke seluruh Timur Tengah dan menjadikan pasukan AS di pangkalan-pangkalan sebagai sasaran serangan.
Sumber






Komentar (0)