Dalam wawancara dengan NHK (Jepang), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa rencana aksi untuk mencapai perdamaian di Ukraina akan siap pada akhir November.
Presiden Ukraina mengatakan kesabaran, dukungan dan tekanan diplomatik adalah tiga faktor untuk mengakhiri konflik, dan meminta AS dan negara-negara Eropa untuk tetap bersatu guna memberikan lebih banyak tekanan pada Moskow.
Bapak Zelensky mengatakan Kiev akan memulai diskusi terperinci dengan negara-negara terkait mengenai integritas wilayah dan isu-isu lainnya. Dengan demikian, rencana aksi perdamaian akan siap pada bulan November.
Zelensky menambahkan bahwa para pejabat Ukraina telah menghubungi tim kampanye presiden AS yang dipimpin oleh kandidat Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden AS Kamala Harris. Namun, presiden Ukraina menekankan bahwa ia tidak akan menanggapi seruan gencatan senjata sampai tuntutan teritorial Kiev dipenuhi.
Sebelumnya, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva, mengumumkan bahwa Kiev bertekad untuk menyelenggarakan konferensi perdamaian kedua pada akhir tahun 2024. Di pihak Rusia, pada 25 Juli, Kremlin menyatakan kesiapannya untuk berunding dengan Ukraina guna mengakhiri konflik.
Menurut juru bicara Dmitry Peskov, Rusia secara umum terbuka terhadap proses negosiasi, tetapi pertama-tama ingin mengetahui seberapa siap pihak Ukraina untuk ini.
Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya selalu terbuka untuk bernegosiasi dengan Kiev, tetapi dengan syarat Ukraina harus "menerima situasi sebenarnya", termasuk mengakui wilayah di Timur yang telah dianeksasi Rusia.
MUTIARA
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/ukraine-co-ke-hoach-hanh-dong-de-dat-duoc-hoa-binh-post751468.html
Komentar (0)