Menurut Kantor Berita Xinhua, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengatakan pada 13 November bahwa serangan pasukan AS terhadap kapal di Laut Karibia melanggar prinsip dasar hukum internasional.
"Setiap prinsip hukum internasional yang kita ketahui telah dilanggar," kata Menteri Luar Negeri Yvan Gil, merujuk pada tindakan AS.

Menteri Luar Negeri Gil menambahkan bahwa tindakan AS di Karibia tidak hanya menimbulkan ancaman bagi Venezuela tetapi juga “bagi seluruh umat manusia” dan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut data AS, sejak awal September, pasukan AS telah melancarkan serangan militer terhadap sedikitnya 20 kapal di perairan internasional, yang menewaskan sedikitnya 76 orang.
Pada tanggal 11 November, sebuah kapal induk AS tiba di Laut Karibia, mengancam akan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
"Dengan penambahan gugus tugas kapal induk Gerald R. Ford, pasukan AS yang dikerahkan di Karibia kini melebihi 15.000 tentara. Ini merupakan peningkatan kekuatan militer terbesar di kawasan tersebut dalam tiga dekade," ujar sumber tersebut.
"Pasukan ini akan meningkatkan dan memperkuat kemampuan yang ada untuk memberantas perdagangan narkoba, melemahkan, dan membongkar organisasi kriminal transnasional di Belahan Barat," tegas Komando Selatan Angkatan Laut AS.
Sementara itu, Venezuela telah melakukan latihan militer yang bertujuan untuk melawan "ancaman" dan memastikan negara tersebut "dilindungi dan dipertahankan".
Venezuela telah memprotes kehadiran Angkatan Laut AS di lepas pantainya, dan memperingatkan bahwa tindakan AS dapat memicu konflik skala penuh.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/venezuela-noi-my-vi-pham-luat-phap-quoc-te-post2149068888.html






Komentar (0)