Vietnam menyerukan diakhirinya konflik, perlindungan warga sipil, dan promosi solusi dua negara untuk masalah Palestina-Israel

Pada tanggal 26 Maret 2025, pada Diskusi Umum tentang situasi hak asasi manusia di Palestina dan wilayah Arab yang diduduki dalam rangka Sidang Reguler ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia (HRC), perwakilan Vietnam, Duta Besar Mai Phan Dung - Kepala Misi Tetap Vietnam untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa (Swiss) menyampaikan pidato yang menyerukan diakhirinya konflik, perlindungan warga sipil dan promosi solusi dua negara untuk masalah Palestina-Israel.

Duta Besar Mai Phan Dung (kanan) - Kepala Misi Tetap Vietnam untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa berbicara pada sesi diskusi.

Dalam pidatonya, Duta Besar Mai Phan Dung menyampaikan keprihatinan yang mendalam tentang kekerasan yang berkepanjangan, yang telah menyebabkan hilangnya nyawa yang serius, menghancurkan infrastruktur sipil, dan meninggalkan jutaan warga Gaza dalam kesengsaraan. Duta Besar menekankan bahwa sementara pihak-pihak terkait mencari solusi jangka panjang, sangat mendesak untuk memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, tempat tinggal dan kebutuhan mendesak lainnya untuk melindungi kehidupan dan martabat rakyat Palestina. Vietnam menyerukan kepada semua pihak untuk secara ketat mematuhi hukum humaniter internasional, terutama kewajiban untuk melindungi warga sipil dan target sipil, melalui penerapan prinsip-prinsip pembedaan, proporsionalitas dan pencegahan dalam semua kegiatan militer. Menekankan sikap konsisten Vietnam, Duta Besar menyatakan bahwa perdamaian , keadilan dan keamanan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui dialog langsung dan konstruktif, atas dasar penghormatan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan.

Sesi diskusi ini mendapat perhatian khusus dari banyak negara, mengingat konflik antara Israel dan Palestina yang terus berkembang secara rumit, terutama setelah serangan udara dan bentrokan antara pasukan Israel dan gerakan Hamas yang meletus dengan dahsyat, mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Infrastruktur sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan pembangkit listrik semuanya rusak parah, menyebabkan situasi kemanusiaan di Gaza semakin kritis.

Pidato delegasi Vietnam menunjukkan kebijakan luar negerinya yang independen, percaya diri, damai, dan perannya sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masa jabatan 2023-2025, sekaligus menunjukkan niat baik dan kontribusi Vietnam kepada masyarakat internasional dalam menyelesaikan masalah keamanan, politik , dan kemanusiaan serta mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan di Timur Tengah dan di seluruh dunia.

Sesuai rencana, sidang ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa akan berlangsung hingga 4 April 2025. Dalam waktu mendatang, sidang ini akan membahas situasi perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia di dunia, serta mengevaluasi implementasi Deklarasi dan Rencana Aksi utama hak asasi manusia seperti Deklarasi dan Rencana Aksi Wina, Deklarasi Durban, dan Rencana Aksi melawan rasisme, diskriminasi etnis, xenofobia, dan intoleransi. Di akhir sidang, Dewan Hak Asasi Manusia akan membahas dan mengadopsi sekitar 32 rancangan resolusi tentang situasi hak asasi manusia di berbagai negara dan resolusi-resolusi khusus.

Sumber: https://thoidai.com.vn/viet-nam-keu-goi-cham-dut-xung-dot-bao-ve-dan-thuong-va-thuc-day-giai-phap-hai-nha-nuoc-cho-van-de-palestine-israel-211829.html