Pada tanggal 13 Mei, menanggapi situasi petugas medis di sejumlah tempat pemeriksaan dan perawatan medis yang diserang oleh keluarga pasien saat bertugas, Kementerian Kesehatan mengirimkan surat resmi kepada Direksi Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta pimpinan rumah sakit mengenai peningkatan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas medis di tempat pemeriksaan dan perawatan medis.
Kementerian Kesehatan mengarahkan fasilitas kesehatan untuk segera meninjau dan sepenuhnya menerapkan langkah-langkah untuk memastikan keamanan dan ketertiban sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 114 Undang-Undang Tahun 2023 tentang Pemeriksaan dan Pengobatan Medis; pada saat yang sama, secara proaktif mengembangkan rencana untuk mencegah dan menanggapi situasi yang dapat menyebabkan gangguan atau bahaya bagi staf medis.

Unit-unit perlu dengan cepat memasang dan memelihara sistem kamera keamanan di area-area utama seperti bagian pemeriksaan, bagian gawat darurat, koridor, area tugas, dan gerbang masuk; menyiapkan pasukan keamanan yang cukup untuk bekerja 24/7 di lokasi-lokasi utama, memastikan penanganan proaktif terhadap semua situasi yang timbul; berkoordinasi erat dengan kepolisian dan otoritas setempat untuk segera mendeteksi dan menangani pelanggaran hukum di lingkungan medis.
Secara khusus, Kementerian Kesehatan meminta fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis untuk meninjau kembali proses penerimaan, penanganan kasus darurat, pemeriksaan dan perawatan medis, dan mekanisme pertukaran informasi antara staf medis dengan pasien dan keluarganya; dan untuk meningkatkan penerapan teknologi informasi dalam manajemen seperti: penerapan rekam medis elektronik, pendaftaran pemeriksaan online dan pemeriksaan sesuai dengan kerangka waktu tertentu merupakan solusi efektif untuk mengurangi waktu tunggu, membatasi kelebihan beban dan meminimalkan risiko konflik yang tidak perlu.
Disamping solusi teknis dan hukum, Kementerian Kesehatan mewajibkan fasilitas kesehatan untuk fokus pada pendidikan etika profesi, membangun budaya perilaku di rumah sakit, menyelenggarakan pelatihan berkala tentang keterampilan komunikasi dan penanganan situasi bagi tenaga medis, serta menangani pelanggaran peraturan dan etika profesi secara tegas.
Sejak awal tahun 2025, negara ini telah mencatat 3 kasus penyerangan terhadap tenaga medis saat bertugas. Khususnya: di Pusat Kesehatan Distrik Chu Se (Gia Lai) pada 31 Maret; di Pusat Kesehatan Distrik Thanh Ba (Phu Tho) pada 28 April; dan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nam Dinh pada 3 Mei.
Menurut Kementerian Kesehatan, kejadian tersebut tidak saja mengganggu ketertiban dan keamanan rumah sakit, tetapi juga secara langsung mengancam staf medis saat bertugas, berdampak serius pada proses pemeriksaan dan pengobatan, serta menurunkan motivasi kerja dan dedikasi staf medis.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/yeu-cau-ra-soat-quy-trinh-tiep-nhan-xu-tri-cap-cuu-nguoi-benh-post795001.html






Komentar (0)