Kementerian Informasi dan Komunikasi diharuskan, sebelum tanggal 30 November, untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta lembaga dan organisasi terkait untuk melaporkan kepada Perdana Menteri mengenai situasi terkini dan mengusulkan solusi untuk menangani secara tuntas situasi pemadaman sinyal dan listrik di desa-desa dan dusun-dusun.
Arahan Wakil Perdana Menteri Tetap Nguyen Hoa Binh , Wakil Ketua Tetap Komite Nasional Transformasi Digital di atas baru saja diberitahukan oleh Kantor Pemerintah kepada para menteri, kepala lembaga setingkat menteri, lembaga pemerintah, dan ketua Komite Rakyat provinsi dan kota yang dikelola pusat.
Berdasarkan penelaahan atas rekomendasi Kementerian Informasi dan Komunikasi dalam laporan transformasi digital nasional bulan Oktober 2024, Wakil Perdana Menteri Nguyen Hoa Binh juga mengarahkan para pimpinan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memprioritaskan sumber daya, segera menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam rencana aksi Komite Nasional Transformasi Digital tahun 2024 dan rencana transformasi digital kementerian dan provinsi tahun 2024 dengan tepat waktu, serta berkualitas dan efisien.
Bersamaan dengan itu, menyelesaikan pengembangan proyek transformasi digital kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan oleh Perdana Menteri dalam Instruksi Presiden Nomor 34 tanggal 16 September 2024.
Terdiri dari empat komponen utama: infrastruktur telekomunikasi dan internet, infrastruktur data, infrastruktur fisik-digital, infrastruktur utilitas digital, dan teknologi digital sebagai layanan, infrastruktur digital Vietnam telah ditetapkan memiliki kapasitas super besar, bandwidth super lebar, universal, berkelanjutan, hijau, cerdas, terbuka, dan aman untuk memenuhi persyaratan pengembangan ekonomi digital, masyarakat digital, pemerintahan digital, yang berkontribusi dalam memastikan pertahanan dan keamanan nasional.
Pandangan Vietnam terhadap pengembangan infrastruktur digital telah dinyatakan dengan jelas dalam 'Strategi Infrastruktur Digital hingga 2025 dan Visi hingga 2030', yaitu bahwa Negara memprioritaskan pengembangan dan perlindungan infrastruktur digital seperti infrastruktur transportasi dan infrastruktur energi, setara dengan negara-negara maju.
Menurut Kementerian Informasi dan Komunikasi, mengenai pengembangan infrastruktur digital, tingkat pelanggan telepon seluler yang menggunakan telepon pintar mencapai 88,7% dan tingkat rumah tangga dengan internet serat optik pita lebar mencapai 82,3%.
Terkait dengan penyelesaian depresi sinyal seluler, selama masa isolasi akibat dampak pandemi Covid-19, Kementerian Informasi dan Komunikasi mengarahkan operator jaringan untuk menjangkau sinyal seluler ke lebih dari 2.500 dusun dan desa yang mengalami depresi sinyal, sehingga tingkat cakupan 4G mencapai 99,8%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara maju (99,4%).
Hingga awal Oktober, masih terdapat 761 desa dan dusun di seluruh Indonesia yang belum memiliki sinyal seluler. Dari jumlah tersebut, 543 desa dan dusun berada di daerah yang sangat tertinggal.
Statistik dari Kementerian Informasi dan Komunikasi juga menunjukkan bahwa, di 761 desa dan dusun dengan sinyal seluler lemah, 637 desa dan dusun memiliki listrik dan 124 desa dan dusun tidak memiliki listrik.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur penyediaan layanan akses internet pita lebar tetap, masih terdapat 3.551 desa yang belum terjangkau kabel serat optik.
Mengenai komersialisasi layanan telekomunikasi 5G, pada tahun 2024, Kementerian Informasi dan Komunikasi berhasil menyelenggarakan lelang hak penggunaan frekuensi radio dengan pita penyebaran 5G dan memberi lisensi kepada Viettel, VNPT, dan MobiFone untuk menyebarkan 5G secara komersial.
Sejak pertengahan Oktober, Viettel telah meluncurkan jaringan 5G, dengan 6.500 stasiun BTS yang mencakup 100% ibu kota 63/63 provinsi dan kota, kawasan industri, kawasan wisata, pelabuhan laut, bandara, rumah sakit, dan universitas.
Dalam laporan transformasi digital nasional Oktober 2024, Kementerian Informasi dan Komunikasi menunjukkan bahwa salah satu keterbatasannya adalah kesulitan dalam mengembangkan infrastruktur digital.
Secara spesifik, masih terdapat 124 desa yang belum teraliri listrik dari jaringan listrik, atau sudah teraliri listrik tetapi listriknya tidak mencukupi untuk operasional BTS; pengadaan genset untuk mengalirkan listrik ke BTS akan sangat mahal bagi pelaku usaha, sedangkan pendapatan tidak akan mampu menutupi biaya-biaya tersebut.
Selain itu, beberapa desa memiliki medan yang sulit, sehingga biaya investasi transmisi listrik, kabel serat optik, dan pembangunan stasiun di daerah tersebut sangat mahal.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut di atas, Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan rekomendasi kepada Kementerian dan Lembaga terkait, antara lain Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Grup EVN, dan daerah, agar pada waktu mendatang dapat membangun kondisi infrastruktur yang mendukung, seperti penyediaan lokasi, jaringan listrik, dan sebagainya, agar perusahaan telekomunikasi seluler dapat menjangkau daerah-daerah yang masih rendah; serta membangun jaringan kabel serat optik di desa-desa dan dusun-dusun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/yeu-cau-som-de-xuat-giai-phap-xu-ly-dut-diem-tinh-trang-lom-song-lom-dien-2344857.html
Komentar (0)