(Dan Tri) - Surat Edaran 29 tentang kegiatan belajar mengajar tambahan dengan banyak poin baru resmi berlaku sejak tanggal 14 Februari.
Surat Edaran 29/2024/TT-BGDDT tentang Pembelajaran dan Pengajaran Tambahan, diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan pada tanggal 30 Desember 2024, berlaku efektif mulai tanggal 14 Februari, dengan 6 poin baru. (Lihat teks lengkap Surat Edaran 29 yang mengatur pembelajaran dan pengajaran tambahan DI SINI).
Pertama , sesuai dengan Surat Edaran 29, hanya 3 hal yang diperbolehkan memberikan pengajaran tambahan di sekolah, yaitu siswa berprestasi, siswa dengan hasil kurang memuaskan, dan siswa tingkat akhir.
Kedua, kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya. Dapat dilihat bahwa, berdasarkan peraturan lama, kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah diperbolehkan memungut biaya dan besarnya biaya tersebut disepakati antara orang tua dan pihak sekolah.
Namun di bawah peraturan baru, pengajaran tambahan di sekolah sepenuhnya gratis.
Berdasarkan peraturan baru, pengajaran tambahan di sekolah sepenuhnya gratis (Foto: My Ha).
Ketiga , di luar sekolah, guru yang hendak memberikan pelajaran tambahan harus mendaftarkan usahanya dan tidak diperkenankan memberikan pelajaran tambahan kepada siswa tetap dengan meminta imbalan, baik di rumah maupun di suatu pusat.
Badan usaha maupun perseorangan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tambahan di luar sekolah dan melakukan pemungutan biaya kepada peserta didik wajib mendaftarkan usahanya untuk dapat diatur pengelolaannya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perusahaan.
Poin baru keempat , sesuai ketentuan Surat Edaran 29, kegiatan belajar mengajar tambahan merupakan kegiatan belajar mengajar yang bersifat menambah dan memperkuat pengetahuan, keterampilan, serta mendidik kepribadian peserta didik; sesuai dengan karakteristik psikologis peserta didik dan tidak menimbulkan situasi di luar kemampuan daya serap peserta didik.
Kelima, guru yang memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah wajib melapor kepada kepala sekolah atau pimpinan lembaga pendidikan, sedangkan dalam surat edaran yang lama tidak dijelaskan secara jelas apakah guru yang memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah perlu izin kepala sekolah atau tidak.
Poin baru keenam yang diberikan Surat Edaran 29 adalah pengaturan yang lebih jelas tentang penghasilan kena pajak dari pengajaran tambahan.
Secara khusus, Pasal 7 Ayat 2 Undang-Undang tentang Pengelolaan Pemungutan Biaya Pendidikan Kegiatan Belajar Mengajar Ekstrakurikuler menyebutkan: Besarnya biaya pendidikan kegiatan belajar mengajar ekstrakurikuler di luar sekolah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara orang tua siswa, siswa, dan lembaga bimbingan belajar.
Pemungutan, pengelolaan, dan penggunaan biaya pendidikan wajib mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan, kekayaan intelektual, akuntansi, perpajakan, dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Pengajaran dan pembelajaran tambahan masih ada di negara kita karena berbagai alasan (Ilustrasi: My Ha).
Menurut beberapa pakar, sistem pendidikan tanpa pembelajaran tambahan adalah impian setiap negara. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran tambahan masih ada di negara kita, karena berbagai alasan.
Banyak pendapat mengatakan bahwa sebagian penyebabnya berasal dari pendapatan guru, yang memaksa mereka untuk mengajar kelas tambahan demi meningkatkan taraf hidup mereka. Untuk mengatasi aspek negatif dari pembelajaran dan pengajaran tambahan, dapatkah kita sepenuhnya menyalahkan guru atau haruskah kita benar-benar mengakui: Ini adalah kebutuhan kedua belah pihak?
Jika sekolah mengajarkan dengan kualitas yang cukup, orang tua tidak perlu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah khusus atau kelas selektif, apakah kelas tambahan akan terus ditingkatkan?
Catatan tentang prosedur pendaftaran untuk pengajaran dan pembelajaran bisnis
Menurut pengacara Hoang Van Liem dari Kantor Hukum Internasional L&P, Surat Edaran 29 menetapkan bahwa organisasi dan individu yang menyediakan bimbingan belajar privat wajib mendaftarkan usahanya. Namun, guru yang berstatus pegawai negeri sipil tidak diperbolehkan mendirikan dan mengelola usaha sesuai ketentuan Undang-Undang Perusahaan. Mereka hanya dapat mendaftar sebagai badan usaha perseorangan.
Menurut pengacara ini, prosedur pendaftaran usaha perseorangan cukup sederhana. Guru dapat mempelajari prosedurnya melalui portal layanan publik nasional, kemudian mengajukan permohonan secara daring atau daring ke badan pendaftaran usaha tingkat kabupaten.
Namun, kata Liem, Surat Edaran 29 tersebut belum jelas mengatur apakah guru sekolah negeri boleh mendaftar usaha atau tidak.
“Pasal 4 Surat Edaran 29 mengatur hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan belajar mengajar tambahan dan kegiatan belajar mengajar tambahan, yang secara tegas disebutkan pada poin 3: “Guru pada sekolah negeri tidak diperbolehkan ikut serta dalam pengelolaan dan operasional kegiatan belajar mengajar tambahan di luar sekolah, tetapi dapat ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar tambahan di luar sekolah”, ujar Kuasa Hukum Liem.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/6-diem-moi-ve-day-them-hoc-them-co-hieu-luc-tu-hom-nay-20250213233035568.htm
Komentar (0)