Tren kuliner tak terduga dari kue tradisional
Kue bulan kuning telur asin, sejenis kue bulan yang sudah dikenal, belakangan ini menjadi pusat perhatian di platform media sosial. Alih-alih cara makan tradisional, cara baru menikmati kue ini telah membantunya berubah dari yang tadinya kurang populer menjadi fenomena yang banyak orang ingin beli, sekaligus memicu perdebatan sengit.

Cara menikmati kue bulan yang populer ini cukup sederhana: kue bulan diratakan, lalu dipotong-potong menjadi kotak-kotak kecil seukuran gigitan. Beberapa orang juga menyimpan kue di lemari es selama sekitar 20 menit hingga satu jam agar agak mengeras sebelum dipotong, sehingga lebih mudah dinikmati.
Namun, meratakan kue juga membutuhkan keterampilan. Pemakan perlu menentukan posisi isian telur asin dan menekannya agar telur keluar dan menyatu secara merata dengan pasta teratai di sekitarnya. Hal ini membantu memastikan setiap potongan kue memiliki rasa yang konsisten, memadukan rasa asin telur dan manisnya isian.
Mengapa cara makan baru ini begitu populer?
Menurut banyak pengguna media sosial, cara makan ini membuat kue bulan lebih menarik. Saat ditekan tipis, kulitnya tidak lagi setebal sebelumnya, dan isinya tersebar merata, sehingga mengurangi rasa kenyang. Manisnya pasta teratai berpadu dengan rasa asin telur asin, menciptakan keselarasan yang lebih mudah disantap dibandingkan versi aslinya.
Banyak komentar positif bermunculan: "Berkat metode ini, saya jadi ingin membelinya dan mencobanya meskipun saya kurang suka kue bulan" atau "Rasa asin telur asin berpadu dengan manisnya pasta teratai dan kulit kuenya, sungguh perpaduan yang harmonis."

Kontroversi mengenai harga dan kualitas
Seiring dengan tanggapan yang positif, tren ini juga menuai beragam pendapat. Beberapa orang menganggap cara makan baru ini terlalu rumit dan tidak mengubah rasa asli kue. Bahkan ada yang mengatakan bahwa meratakan kue dianggap "tidak menghormati pembuatnya".
Masalah harga juga menjadi perdebatan. Kue bulan 350g dengan 4 butir telur harganya antara 250.000 hingga 300.000 VND, harga yang dianggap cukup tinggi oleh banyak orang. Beberapa konsumen khawatir bahwa seiring tren ini semakin populer, banyak produsen yang mengejar kuantitas tanpa memastikan kualitas yang sepadan dengan harganya.
Seorang pengguna TikTok berkomentar: "Sejak tren ini, saya tidak merasa selezat dulu. Saya merasa tempat-tempat mengikuti tren ini, tetapi kualitasnya tidak sepadan dengan harganya."

Versi lain di pasaran
Untuk memenuhi beragam kebutuhan, banyak toko telah meluncurkan kue bulan versi lebih kecil dengan kuning telur asin (100g, 200g), dengan harga lebih terjangkau, mulai dari hanya sekitar 70.000 VND.
Selain itu, variasi lain yang disebut banh chung soi juga muncul, tetapi tidak terlalu populer. Kue ini dibuat dalam bentuk gulungan, sehingga memungkinkan untuk menggabungkan berbagai jenis isian dalam satu kotak. Namun, karena rasanya tidak jauh berbeda dengan kue bundar atau persegi tradisional, versi ini belum benar-benar memikat selera kebanyakan orang.
Sumber: https://baolamdong.vn/banh-deo-trung-muoi-trao-luu-an-kieu-moi-gay-tranh-cai-398824.html






Komentar (0)