Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mendesak penerapan regulasi tentang faktur elektronik untuk bensin dan minyak.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengirimkan surat resmi kepada para pedagang utama dan distributor bahan bakar minyak mengenai penerapan ketentuan mengenai faktur elektronik dan penyediaan data faktur elektronik sebagaimana ditentukan.
| Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mendesak pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk menerbitkan faktur penjualan atas setiap penjualan bensin. |
Pada tanggal 18 Maret, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan dokumen mendesak kepada Komite Rakyat provinsi dan kota-kota yang dikelola pusat, Departemen Perindustrian dan Perdagangan provinsi dan kota; pedagang minyak bumi utama; dan distributor minyak bumi mengenai penerapan peraturan tentang faktur elektronik dan penyediaan data faktur elektronik sebagaimana ditentukan.
Dokumen Kementerian tersebut menyatakan bahwa dalam Resolusi No. 28 tertanggal 5 Maret dalam rapat rutin Pemerintah bulan Februari 2024, Perdana Menteri menugaskan kementerian, cabang, dan daerah pada bulan Maret dan waktu mendatang untuk memperkuat desakan, pengawasan, pemeriksaan, dan dengan tegas melaksanakan pengelolaan dan penggunaan faktur elektronik untuk kegiatan usaha dan ritel perminyakan.
Perdana Menteri juga menugaskan daerah untuk berkoordinasi erat dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Kementerian Keuangan untuk mengarahkan satuan tugas fungsional guna mempertimbangkan penanganan bisnis perminyakan yang tidak mematuhi peraturan tentang faktur elektronik paling lambat tanggal 31 Maret, termasuk mewajibkan mereka untuk menangguhkan sementara operasi bisnis dan mencabut lisensi serta sertifikat kelayakan untuk menjalankan bisnis sesuai dengan hukum.
Pada saat yang sama, perkuat desakan, pengawasan, inspeksi, dan laksanakan secara tegas pengelolaan dan penggunaan faktur elektronik untuk kegiatan usaha ritel BBM sesuai arahan Perdana Menteri. Berkoordinasilah dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk mengarahkan satuan kerja fungsional guna meninjau dan menangani usaha BBM yang tidak mematuhi peraturan tentang faktur elektronik paling lambat 31 Maret 2024.
Dalam Berita Resmi Nomor 1655 , Kementerian Perindustrian dan Perdagangan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kota/Kabupaten/Kota untuk menghimbau dan mengawasi pedagang minyak bumi di wilayahnya agar mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan minyak bumi; menerbitkan faktur penjualan dalam bentuk elektronik (e-faktur) pada Toko Ritel Minyak Bumi bagi pelanggan atas setiap transaksi penjualan di Toko Ritel Minyak Bumi, dan menyediakan data faktur penjualan dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan yang berlaku.
Di samping itu, pantau secara ketat keseimbangan pasokan dan permintaan produk minyak bumi untuk menghindari situasi di mana stasiun pengisian bahan bakar minyak berhenti menjual, yang menyebabkan kekurangan pasokan lokal di daerah tersebut.
Berdasarkan informasi yang dirilis Kementerian Keuangan, per 26 Februari 2024, terdapat 7.542 SPBU di seluruh Indonesia yang telah menerbitkan faktur elektronik untuk setiap penjualan sesuai ketentuan. Jumlah ini meningkat sebanyak 5.849 SPBU dibandingkan awal Desember 2023.
Secara khusus, banyak daerah telah mencatat tingkat implementasi yang tinggi, seperti Bac Ninh mencapai 100%, Dak Lak mencapai 97%, Thanh Hoa mencapai 95%, Yen Bai mencapai 91%, Nam Dinh mencapai 89%, Hai Duong mencapai 88%, Ba Ria - Vung Tau mencapai 83%, Quang Nam mencapai 82%, Vinh Phuc mencapai 81%...
Saat ini, terdapat sekitar 17.000 toko eceran bahan bakar di seluruh negeri. Dengan demikian, hampir 9.500 toko eceran bahan bakar di seluruh negeri (mencakup 55,8%) perlu segera menerbitkan faktur elektronik untuk setiap penjualan sesuai ketentuan Undang-Undang Administrasi Perpajakan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)