
Menteri Olahraga Indonesia Erick Thohir menanggapi larangan IOC - Foto: REUTERS
Sebelumnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak hanya meminta semua federasi olahraga internasional untuk menghentikan penyelenggaraan acara di Indonesia tetapi juga mengumumkan untuk menghentikan semua diskusi tentang kemungkinan negara Asia Tenggara ini menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Hal ini terjadi setelah Indonesia menolak visa bagi pesenam Israel untuk berkompetisi di Kejuaraan Dunia di Jakarta, sebuah langkah yang diambil setelah mendapat tentangan keras dari pemerintah dan dewan ulama Muslim.
Pada sore hari tanggal 23 Oktober, Menteri Olahraga Indonesia Erick Thohir berbicara untuk membela keputusan kontroversial pemerintah meskipun ada reaksi keras dari komunitas olahraga internasional.
"Kami berpegang teguh pada prinsip menjaga keamanan, ketertiban umum, dan kepentingan umum dalam menyelenggarakan setiap acara internasional," tulis Bapak Erick Thohir di akun media sosialnya. Beliau juga menegaskan bahwa prinsip ini merupakan bagian dari konstitusi Indonesia dan didasarkan pada kewajiban negara untuk menjaga ketertiban dunia.
Jakarta menjelaskan, keputusan ini sepenuhnya sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel hingga negara itu mengakui kemerdekaan negara Palestina.
Menteri Thohir mengakui bahwa Indonesia sangat menyadari konsekuensi penolakan menerima atlet Israel. Ini termasuk tidak diizinkannya Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, Olimpiade, Olimpiade Remaja, atau acara olahraga lain dalam lingkup Olimpiade.
Namun, ia menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam ajang olahraga regional dan internasional lainnya. Keputusan tegas ini menunjukkan bahwa bagi Indonesia, sikap politik dan agama nasional masih lebih diutamakan daripada kepentingan olahraga internasional.
Source: https://tuoitre.vn/bo-truong-indonesia-len-tieng-dap-tra-sau-khi-ioc-ra-lenh-cam-20251023154125953.htm
Komentar (0)