Setelah jabat tangan antara Presiden dan Sekretaris Jenderal Tiongkok Xi Jinping dengan pendiri Liang Wenfeng di sebuah konferensi bulan lalu, banyak organisasi di Tiongkok meningkatkan penggunaan DeepSeek.
Pada simposium yang diadakan pada bulan Februari, pendiri DeepSeek, Luong Van Phong, berkesempatan untuk berjabat tangan dengan Presiden dan Sekretaris Jenderal Tiongkok, Xi Jinping.
Ia juga duduk di barisan depan bersama tokoh-tokoh terkemuka lainnya seperti Ren Zhengfei dari Huawei, Pony Ma dari Tencent, dan Jack Ma dari Alibaba. Sejak saat itu, model AI DeepSeek miliknya semakin banyak diterapkan di lembaga-lembaga pemerintah.
Pengadilan menggunakan DeepSeek untuk menyusun putusan dalam hitungan menit. Dokter di Fuzhou menggunakannya untuk merencanakan perawatan pasien. Di Amerika, DeepSeek mendukung layanan hotline untuk pemerintah.
Para pejabat Shenzhen menganalisis video pengawasan menggunakan DeepSeek untuk mengidentifikasi orang hilang dan telah berhasil menemukan setidaknya 300 orang dalam berbagai kasus.

The New York Times mencatat bahwa sambutan antusias pemerintah Tiongkok terhadap DeepSeek mencerminkan apa yang sering terjadi ketika Xi Jinping mendukung sesuatu, seperti sepak bola, olahraga musim dingin, atau manufaktur teknologi tinggi.
Namun demikian, kebangkitan DeepSeek juga membuktikan satu hal: perusahaan-perusahaan Tiongkok sangat mampu memproduksi sistem AI canggih, yang melemahkan kepemimpinan Amerika dalam teknologi strategis ini.
Menurut Huang Guang Bin, seorang ahli AI di Universitas Tenggara di Nanjing, pemerintah Tiongkok tidak menolak teknologi baru; sebaliknya, begitu arah yang jelas ditetapkan, mereka secara aktif mempromosikannya dengan giat.
Dalam beberapa minggu terakhir, kepolisian Tiongkok telah mengadakan sesi pelatihan DeepSeek untuk para pegawainya. Perusahaan logistik dan perhotelan mendorong para pekerja untuk menggunakan model ini dalam desain grafis dan layanan pelanggan.
DeepSeek dan pendirinya, Luong Van Phong, dipandang sebagai pengguna internet baru di negara itu. Jabat tangan Xi Jinping semakin memperkuat efek ini. Menjadi pusat perhatian di ekonomi terbesar kedua di dunia – rumah bagi lebih dari satu miliar pengguna internet – adalah impian setiap perusahaan rintisan.
Namun, pertanyaan tentang efektivitas penggunaan DeepSeek dibandingkan dengan metode sebelumnya masih terbuka. Menurut New York Times, meskipun banyak pejabat telah berjanji untuk menggunakan model ini dalam pekerjaan mereka, sangat sedikit yang menawarkan contoh konkret tentang keunggulannya.
Selain itu, lonjakan permintaan telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah DeepSeek memiliki cukup tenaga kerja dan sumber daya teknis untuk memenuhinya. Layanan perusahaan rintisan ini terus-menerus mengalami gangguan karena jutaan orang berbondong-bondong untuk mencobanya. Menurut media Tiongkok, perusahaan Liang Wenfeng hanya memiliki 160 karyawan.
Selain itu, terdapat risiko yang timbul ketika pejabat pemerintah terburu-buru menggunakan AI tanpa sepenuhnya memahami potensi bahayanya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The Paper, Zhong Huiyong, seorang peneliti di Universitas Shanghai Jiao Tong, merekomendasikan agar para pejabat menilai kembali konten yang dihasilkan AI sebelum menggunakannya, karena bahkan sistem yang paling canggih pun dapat memberikan informasi yang tidak akurat. Mereka yang terlalu bergantung pada AI juga akan gagal memahami situasi yang sebenarnya.
Kesediaan para pejabat Tiongkok untuk bereksperimen dengan AI berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Pada bulan Januari, OpenAI meluncurkan versi ChatGPT khusus untuk lembaga pemerintah. Namun, peraturan mengenai penggunaan AI di sektor publik tidak konsisten di berbagai departemen.

Bagi DeepSeek, menarik perhatian Beijing bukanlah hal yang sepenuhnya menguntungkan. Pertama, perusahaan internet Tiongkok baru saja keluar dari penindasan pemerintah selama bertahun-tahun. Semakin besar pengaruh mereka, semakin intens pengawasan yang mereka hadapi. Di luar negeri, popularitas DeepSeek juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan regulator tentang sensor, keamanan, dan penanganan data. Australia dan Korea Selatan telah menginstruksikan pegawai pemerintah untuk tidak menggunakan DeepSeek.
Kedua, hubungan DeepSeek dengan pemerintah Tiongkok menjadi dalih bagi keluhan dari para pesaingnya. Misalnya, OpenAI menulis surat kepada Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih untuk memperingatkan bahwa Beijing dapat menggunakan DeepSeek untuk "memanipulasi model dan menyebabkan kerugian."
Pengembang ChatGPT membandingkan DeepSeek dengan Huawei dan berpendapat bahwa AS harus mengadopsi kebijakan yang mendorong sekutunya untuk tidak menggunakan teknologi yang berpotensi berisiko seperti itu.
"Meskipun AS masih memimpin dalam AI, DeepSeek menunjukkan bahwa kesenjangan tersebut tidak lagi lebar dan secara bertahap menyempit," tulis OpenAI dalam surat tersebut.
(Menurut NYT, CommonWealth)
Sumber: https://vietnamnet.vn/cai-bat-tay-voi-ong-tap-giup-deepseek-duoc-sung-ai-2382601.html






Komentar (0)