Willie Isa (kiri) pernah menjadi bintang rugby - Foto: REUTERS
Siapa Isa?
Willie Isa bukanlah mantan pesepakbola. Ia juga belum pernah menjadi staf pelatih klub Liga Primer mana pun sebelum bergabung dengan Chelsea.
Namun di Inggris, Isa masih merupakan nama yang terkenal, dengan karier yang cukup gemilang di dunia rugbi. Setelah 17 tahun berjuang dan lebih dari 300 pertandingan profesional, Isa mengumumkan pengunduran dirinya pada Januari 2025 saat bermain untuk Wigan Warriors, di usia 36 tahun.
Hanya sebulan kemudian, ia tiba-tiba muncul di pusat pelatihan Chelsea di Cobham, mengambil peran sebagai "Petugas Dukungan dan Pengembangan Pemain".
Dengan cara lain, media Inggris menggambarkan pekerjaan Isa sebagai "pelatihan mentalitas" bagi pemain Chelsea.
Menurut The Athletic, keputusan untuk menunjuk Isa dibuat oleh direktur olahraga Laurence Stewart.
Tujuan dari keputusan ini adalah untuk memperkuat landasan spiritual dan lingkungan pengembangan pribadi bagi para pemain, terutama generasi muda.
Dalam konteks Chelsea yang memiliki skuad berbakat tetapi kurang stabilitas psikologis, pimpinan mengidentifikasi faktor mental sebagai "hambatan" yang mencegah tim berkembang seperti yang diharapkan.
Pekerjaan Isa bukanlah dalam sesi latihan taktis, dia juga tidak campur tangan dalam pemulihan medis atau cedera.
Sebaliknya, ia menghabiskan waktu mengamati perilaku pemain, melakukan percakapan empat mata, membentuk kelompok diskusi internal, dan mengadakan sesi penguatan.
Media menggambarkannya sebagai "arsitek budaya". Mantan pelatihnya di Wigan (klub rugby), Matt Peet, pernah berkata: "Willie bukanlah sosok yang lantang. Namun, ia membuat semua orang menjadi lebih baik – baik dalam sikap maupun semangat. Ia membangun tim dengan kehadiran dan kepribadiannya."
Peran unik inilah yang membuat banyak orang bertanya: mengapa Chelsea memilih mantan pemain rugby dan bukan psikolog olahraga profesional?
Jawabannya terletak pada perbedaan yang jelas antara psikoterapi dan latihan tekad.
Mengapa memilih pemain rugby?
Seorang psikolog sering kali melakukan intervensi ketika seorang pemain menderita gangguan mental seperti kecemasan atau depresi, menggunakan perawatan klinis seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau mendiagnosis penyakit mental.
Sementara itu, seseorang seperti Isa memainkan peran yang lebih langsung: menginspirasi, membangun kebiasaan berpikir positif, mengajarkan cara mengatasi kegagalan, dan memupuk semangat kompetitif yang sehat. Semua ini tidak memerlukan gelar kedokteran, melainkan pengalaman di dunia nyata dan kemampuan untuk terhubung dengan para pemain.
Khususnya rugbi, olahraga ini menjunjung tinggi kekuatan, semangat juang, dan agak mirip dengan sepak bola dalam hal struktur tim. Tren ini bukan hanya terjadi di Chelsea. Di seluruh dunia , banyak klub telah menerapkan model serupa.
Bodø/Glimt - klub kecil Norwegia yang mengejutkan dunia dengan mencapai semi-final Liga Europa - mempekerjakan seorang mantan pilot angkatan udara untuk memimpin tim secara mental, membantu mereka menciptakan identitas kolektif yang kohesif dan ketahanan luar biasa terhadap tekanan.
Man United di bawah asuhan Ralf Rangnick juga mengundang Sascha Lense, mantan atlet yang mempelajari psikologi olahraga, untuk bekerja langsung dengan tim utama.
Profesor Geir Jordet, pakar psikologi penalti ternama di dunia, berkata: “Ketika sebuah tim gagal bukan karena faktor teknis, kemungkinan besar masalahnya adalah faktor psikologis dan organisasi.
Isa memiliki bentuk tubuh berotot yang familiar seperti pemain rugby - Foto: REUTERS
Orang-orang seperti Isa dapat memberikan dampak yang besar terhadap cara tim menghadapi kekalahan, mempertahankan fokus, dan meningkatkan moral."
Dalam analisis yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Sport and Exercise , tim dari Universitas Kopenhagen menunjukkan bahwa intervensi non-medis seperti pelatihan mental dapat meningkatkan kinerja hingga 15-20%, terutama pada pemain muda.
Meta-analisis lain dari 30 studi di PLOS One menemukan bahwa teknik seperti imajinasi, mata tenang, dan perhatian penuh semuanya memiliki efek sedang hingga tinggi pada kinerja.
Peran Isa di Chelsea masih belum jelas, hampir tidak ada foto dirinya di Stamford Bridge atau tempat latihan Cobham.
Namun kenyataannya, Chelsea telah bangkit sejak Isa tiba. Musim lalu, tim asal London itu mengalami krisis serius dari Desember hingga Februari. Dan sejak Isa tiba, para pemain Chelsea perlahan-lahan menunjukkan sisi yang benar-benar berbeda.
HUY DANG
Sumber: https://tuoitre.vn/cai-ten-bi-an-dang-sau-su-hoi-sinh-cua-chelsea-20250715204312683.htm
Komentar (0)