(HNMO) - Pada tanggal 17 Mei, Kementerian Luar Negeri mengumumkan bahwa Pertemuan Pejabat Senior (SOM) ASEAN-Tiongkok ke-20 tentang implementasi Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut Timur (SOM-DOC) berlangsung pada hari yang sama di kota Ha Long (provinsi Quang Ninh).
Diselenggarakan setelah hampir dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19, pertemuan SOM DOC ini diketuai bersama oleh Myanmar, koordinator hubungan ASEAN-Tiongkok, dan Tiongkok. Duta Besar Vu Ho, Pelaksana Tugas Kepala SOM ASEAN Vietnam, memimpin delegasi Vietnam untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Dalam konferensi tersebut, negara-negara sangat mengapresiasi sejumlah hasil positif dalam implementasi DOC beberapa waktu terakhir, meskipun kawasan ini sangat terdampak pandemi. Banyak kegiatan kerja sama spesifik telah dilaksanakan secara efektif dan sesuai rencana, termasuk kerja sama dalam perlindungan lingkungan laut, penelitian ilmiah kelautan, perlakuan yang manusiawi dan adil terhadap nelayan, serta pencarian dan penyelamatan di laut.
Namun, kedua negara juga menyampaikan kekhawatiran mereka tentang beberapa perkembangan rumit di Laut Timur belakangan ini, yang telah mengikis kepercayaan, meningkatkan ketegangan, dan memengaruhi hak serta kepentingan sah negara-negara yang berbatasan dengan Laut Timur. Oleh karena itu, mereka menekankan bahwa ASEAN dan Tiongkok perlu secara serius, efektif, dan sepenuhnya mengimplementasikan DOC dalam semua ketentuannya.
Negara-negara tersebut juga menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian , stabilitas, keamanan, keselamatan, kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Timur; menghormati prinsip-prinsip seperti menahan diri, tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan kekuatan, dan menyelesaikan sengketa secara damai berdasarkan hukum internasional dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.
Pertemuan SOM DOC mengakui kemajuan dalam negosiasi Kode Etik di Laut Timur (COC) dan membahas orientasi proses negosiasi COC yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Gabungan DOC (JWG DOC). Kedua negara juga menekankan perlunya mencapai COC yang efektif dan substantif sesuai dengan hukum internasional dan UNCLOS 1982, yang berkontribusi pada pembangunan kepercayaan, keyakinan, dan manajemen insiden yang lebih efektif di Laut Timur.
Berbicara di konferensi tersebut, Duta Besar Vu Ho menekankan bahwa Laut Timur merupakan jalur pelayaran penting dunia, oleh karena itu menjaga dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan, kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah laut ini tidak hanya menjadi kepentingan dan tanggung jawab bersama ASEAN dan Tiongkok, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab kedua belah pihak kepada masyarakat internasional.
Mengingat perkembangan yang rumit di Laut Timur dan tindakan sepihak yang terus berlanjut yang melanggar hukum internasional, Duta Besar menyarankan agar negara-negara menggalakkan "ucapan sejalan dengan tindakan", mengubah komitmen politik menjadi tindakan yang spesifik dan tepat di lapangan.
Dalam semangat tersebut, Duta Besar Vu Ho menekankan pentingnya menjadikan ketentuan hukum internasional dan UNCLOS sebagai "kompas" bagi kegiatan di Laut Timur. Sembari meningkatkan upaya untuk mencapai COC yang substantif dan efektif, yang konsisten dengan hukum internasional dan UNCLOS serta didukung oleh komunitas internasional, negara-negara perlu secara serius dan sepenuhnya menerapkan semua ketentuan DOC. Upaya ini juga akan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses negosiasi COC.
Pada akhirnya, konferensi tersebut dengan suara bulat mengusulkan agar Tiongkok menjadi tuan rumah Konferensi SOM-DOC ke-21, yang dijadwalkan berlangsung pada kuartal keempat tahun 2023.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)