Peringatan "petir" Rusia untuk Ukraina, demam BRICS menyebar ke NATO, AS secara bertahap kehilangan kesabaran terhadap Israel?

Perkembangan konflik Rusia-Ukraina, situasi di Timur Tengah, kunjungan Perdana Menteri India ke Brunei, kunjungan Perdana Menteri Selandia Baru ke Korea Selatan, perubahan dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang... adalah beberapa peristiwa internasional yang menonjol hari ini.

Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) dan Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah di ibu kota Bandar Seri Begawan pada 4 September. (Sumber: X)

Eropa

* Rusia memperingatkan akan adanya respons yang menyakitkan jika Ukraina melancarkan serangan jarak jauh: Pada tanggal 4 September, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia , Maria Zakharova, mengatakan bahwa situasi di garis depan memburuk dengan cepat bagi tentara Ukraina, sementara Kiev dan sekutu Baratnya "tetap terobsesi dengan gagasan untuk menimbulkan kekalahan strategis" terhadap Moskow.

Menurutnya, itulah sebabnya Kiev berupaya menuntut Barat mencabut pembatasan serangan jarak jauh terhadap Rusia tanpa mempertimbangkan situasi sebenarnya dan "tanpa memperhatikan siapa pun di Ukraina, termasuk warga sipil dan mereka yang dipaksa bergabung dengan tentara."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memperingatkan Barat dan Ukraina bahwa Moskow akan segera merespons dengan "sangat menyakitkan" jika Kiev melancarkan serangan jarak jauh ke wilayah Rusia. (TASS, Reuters)

* Rusia menyerang kota Lvov dan Poltava: Pada pagi hari tanggal 4 September, walikota Lvov Andriy Sadovy mengatakan bahwa Rusia telah melakukan serangan terhadap kota Lvov, Ukraina Barat, menewaskan 7 orang.

Sebelumnya, pada malam 3 September, serangan terhadap pusat pelatihan di kota Poltava, Ukraina tengah, juga menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan tentara Ukraina, dengan sekitar 51 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka.

Menyusul serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta sekutu untuk memberikan dukungan pertahanan udara dan mendukung proposal untuk mengizinkan serangan jarak jauh di wilayah Rusia. (Reuters, TASS)

* Rusia telah meremehkan surat perintah penangkapan Presiden Vladimir Putin dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) . Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, surat perintah penangkapan ICC tidak akan membatasi kontak Putin dengan negara-negara yang tertarik mengembangkan hubungan dengan Rusia.

Berbicara kepada wartawan, Bapak Peskov menekankan: “Mayoritas orang di seluruh dunia memiliki visi yang lebih luas tentang prospek kerja sama internasional dibandingkan dengan pandangan ICC.”

Pada 3 September, Presiden Rusia Putin mengunjungi Mongolia, negara anggota Statuta Roma—perjanjian pendiri ICC—yang mewajibkan negara-negara anggota untuk mematuhi surat perintah penangkapan ICC. Kegagalan Mongolia untuk mematuhi surat perintah penangkapan ICC telah membuat marah Uni Eropa (UE) dan Ukraina. (TASS)

* Sejumlah pejabat Ukraina mengundurkan diri: Pada 4 September, Menteri Luar Negeri Dmitry Kuleba mengajukan pengunduran dirinya kepada parlemen negara tersebut. Sebelumnya pada hari yang sama, setidaknya enam pejabat, termasuk tiga wakil perdana menteri dan menteri kabinet, juga mengajukan pengunduran diri mereka.

Ini merupakan perubahan besar dalam Kabinet Ukraina di tengah perubahan dramatis dalam konflik di negara tersebut. Presiden Volodymyr Zelensky dan sekutu politiknya mungkin akan menunjuk pejabat baru untuk melengkapi pemerintahan sebelum kunjungannya ke Amerika Serikat bulan ini.

Rusia mengatakan langkah tersebut tidak akan memengaruhi prospek perundingan damai antara negaranya dan Ukraina. (Reuters)

* Turki ingin bergabung dengan kelompok BRICS yang terdiri dari negara-negara ekonomi berkembang terkemuka, menurut juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki, Omer Celik.

Menurut Tn. Celik, Turki belum mengambil langkah konkret untuk bergabung dengan BRICS, tetapi "prosesnya sedang berlangsung".

Terkait BRICS, KTT BRICS akan berlangsung pada 22-24 Oktober di Kazan, Rusia. Para pemimpin dari 36 negara dari berbagai kawasan telah diundang untuk hadir, dan 18 di antaranya telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam acara tersebut.

Presiden Putin berencana mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di sela-sela acara tersebut. (Bloomberg, AFP)

* Irlandia merilis informasi tentang hampir 2.400 kasus pelecehan di sekolah yang dikelola oleh jemaat selama beberapa dekade.

Menurut laporan investigasi, pihak berwenang menemukan 2.395 dugaan pelecehan seksual, yang melibatkan 884 subjek di lebih dari 300 sekolah di seluruh negeri yang dikelola oleh jemaat tersebut. Tuduhan pelecehan tersebut berasal dari tahun 1970-an, dengan sekitar 50% tersangka diyakini hilang.

Menteri Pendidikan Irlandia Norma Foley mengatakan ini adalah pertama kalinya skala pelecehan terungkap dan hal ini “benar-benar mengejutkan”.

Asia-Pasifik

* Perdana Menteri India mengunjungi Brunei, meningkatkan hubungan bilateral: Perdana Menteri India Narendra Modi dan Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi Kemitraan yang Ditingkatkan setelah 40 tahun menjalin hubungan diplomatik.

Dalam pertemuan di ibu kota Brunei, Bandar Seri Begawan, Kedua pemimpin berjanji untuk memperluas kerja sama di banyak bidang, termasuk pertahanan, perdagangan, investasi, ketahanan pangan, pendidikan, energi, teknologi ruang angkasa, dan kesehatan.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk mempromosikan kerja sama di bidang-bidang baru seperti teknologi informasi, teknologi keuangan, keamanan siber, dan energi terbarukan.

Mengenai isu regional, kedua pihak menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas dan kebebasan navigasi di Laut Timur, mengutuk keras terorisme dan menyerukan negara-negara untuk bekerja sama guna menghilangkan ancaman ini.

Dalam konteks perubahan iklim, India dan Brunei berjanji untuk meningkatkan upaya mitigasi sejalan dengan Perjanjian Paris. Sultan Haji Hassanal Bolkiah juga mengapresiasi dukungan India terhadap upaya Brunei untuk menjadi tuan rumah Pusat Perubahan Iklim Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). (The Indian Express)

* Kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang akan terus berkembang setelah pemilu mendatang di Washington dan Tokyo, menurut Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae Yul pada tanggal 4 September.

Berbicara di sebuah acara, Bapak Cho Tae Yul menekankan bahwa kerja sama Korea-AS-Jepang memainkan peran penting di samping aliansi Korea-AS, dan mengajak parlemen dan komunitas bisnis ketiga negara untuk berperan aktif dalam memajukan kerangka kerja sama trilateral ini. (Yonhap)

* Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengunjungi Korea Selatan dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden negara tuan rumah Yoon Suk Yeol pada tanggal 4 September.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas langkah-langkah untuk memperluas hubungan di bidang perdagangan, investasi, keamanan, dan teknologi, serta berjanji untuk bekerja sama dalam isu-isu regional dan internasional guna meningkatkan hubungan bilateral menjadi “Kemitraan Strategis Komprehensif”.

Kedua belah pihak juga menyatakan penentangan terhadap pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara yang berkelanjutan, serta hubungan militernya yang semakin erat dengan Rusia. (Yonhap)

* Perubahan dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang: Pada tanggal 3 September, faksi yang sebelumnya dipimpin oleh Perdana Menteri Kishida Fumio di LDP mengajukan pemberitahuan kepada Menteri Dalam Negeri untuk membubarkan diri sebagai kelompok politik.

Ini adalah faksi LDP kedua yang membubarkan diri, setelah faksi yang dipimpin oleh Ketua Dewan Umum LDP Hiroshi Moriyama.

Di antara para pemimpin faksi lain di LDP, Sekretaris Jenderal Motegi Toshimitsu mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia juga bergerak cepat untuk membubarkan faksi yang dipimpinnya.

Bapak Motegi juga mengatakan bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai ketua partai dalam pemilihan umum 27 September, menjadi kandidat kelima yang bergabung dalam persaingan untuk menggantikan Perdana Menteri Kishida. (Kyodo)

* Jepang dan Korea Selatan akan menandatangani perjanjian kerja sama tentang evakuasi warga negara mereka jika terjadi keadaan darurat di negara ketiga selama pertemuan puncak bilateral akhir pekan ini antara Perdana Menteri Kishida dan Presiden Yoon Suk Yeol di Seoul.

Ini akan menjadi pertama kalinya Jepang menandatangani nota kesepahaman dengan suatu negara mengenai evakuasi warga negaranya, yang menekankan pentingnya berbagi informasi dan kerja sama antarkantor konsuler. Perdana Menteri Kishida akan mengunjungi Korea Selatan pada 6-7 September. (Yonhap)

* Raja Thailand menyetujui Kabinet baru Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, dengan 6 posisi Wakil Perdana Menteri.

Dalam Kabinet baru, Partai Pheu Thai, inti dari koalisi yang berkuasa, memiliki 17 kursi (termasuk menteri dan wakil menteri), sementara 19 kursi sisanya dibagi di antara mitra koalisi.

Secara spesifik, Partai Kebanggaan Thailand (Bhumjaithai) memiliki 8 kursi; Partai Nasional Thailand Bersatu (UTN) memiliki 4 kursi; Partai Kekuatan Rakyat (PPRP) yang terpecah yang dipimpin oleh Kapten Thamanat Prompow memiliki 3 kursi; Partai Demokrat memiliki 2 kursi; Partai Pembangunan Thailand (Chart Thai Pattana) memiliki 1 kursi; dan Partai Rakyat Nasional Prachachat memiliki 1 kursi. (Bangkok Post)

* Australia dan Jepang mengadakan Konsultasi 2+2 ke-11 antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara di negara bagian Victoria pada tanggal 5 September.

Dalam pernyataan tentang acara tersebut, disebutkan bahwa Australia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat dekat dan pertemuan puncak tersebut merupakan kesempatan untuk memperkuat kemitraan strategis khusus antara kedua negara, yang didukung oleh rasa saling percaya, ekonomi yang saling melengkapi, dan hubungan antarmasyarakat yang erat.

Australia dan Jepang bekerja sama untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera. (Departemen Pertahanan Australia)

Timur Tengah-Afrika

* Pertunjukan Udara Internasional 2024, yang terbesar di Timur Tengah dan Afrika, dibuka pada tanggal 3 September di Bandara Internasional Alamein Mesir.

Lebih dari 300 perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan dari lebih dari 100 negara, termasuk mitra dari Prancis dan China, berpartisipasi dalam acara tiga hari tersebut.

Dalam rangka pameran tersebut, banyak model pesawat sipil dan militer serta kendaraan udara nirawak diperkenalkan. (Egypt Today)

* Mesir dan Yordania membantah tuduhan Israel mengenai penyelundupan senjata ke Gaza , dan mengatakan bahwa hal itu merupakan langkah untuk "mengalihkan perhatian" publik Israel dari konflik yang sedang berlangsung.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa pemerintah Israel harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari pembuatan pernyataan yang dapat memperburuk situasi di kawasan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut tuduhan Israel "tidak berdasar" dan bertujuan menyabotase upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.

Sebelumnya, dalam konferensi pers pada 2 September, Perdana Menteri Israel Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel tidak akan mundur dari Koridor Philadelphia, seraya menegaskan kembali bahwa pengendalian koridor tersebut sangat penting untuk mencegah penyelundupan senjata di masa mendatang dari Mesir ke Gaza. (Anadolu)

* Israel telah membatalkan proyek kereta api yang menghubungkan wilayah Utara dengan Tepi Barat, menurut Menteri Transportasi Israel, Miri Regev. Proyek yang dimulai sekitar satu dekade lalu ini dimaksudkan untuk menghubungkan kota Afula di Israel di Lembah Jezreel dengan kota Jenin di Palestina, yang terletak sekitar 20 kilometer di selatan Afula.

Area tempat terminal direncanakan akan dibangun diakuisisi oleh Türkiye sebagai bagian dari visi Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menghubungkan Palestina dengan Ankara melalui kota pelabuhan Haifa di Israel dan Laut Mediterania.

Menurut Menteri Perhubungan Israel, penghentian proyek tersebut disebabkan oleh meningkatnya kekerasan di Tepi Barat, khususnya di Jenin, serta sentimen anti-Yahudi yang diusung oleh Presiden Turki. (THX)

* Gelombang kedua sebanyak 350.000 dosis vaksin polio dikirimkan ke Jalur Gaza pada tanggal 3 September untuk melayani kampanye vaksinasi di jalur pantai Mediterania ini.

Secara total, sekitar 1,6 juta dosis vaksin diperkirakan akan tersedia, cukup untuk memvaksinasi semua anak sejak lahir hingga usia 10 tahun, dengan setiap anak menerima dua dosis. (Reuters)

Amerika

* AS kehilangan kesabaran terhadap Israel: Pada tanggal 3 September, AS menyerukan urgensi dan fleksibilitas untuk menyelesaikan perjanjian antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza, menyusul kematian enam sandera baru-baru ini.

"Sudah waktunya untuk menyelesaikan kesepakatan itu," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada para wartawan. "Rakyat Israel tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Rakyat Palestina, yang juga menderita akibat mengerikan dari perang ini, tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dunia tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Salah satu poin perdebatan utama adalah desakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa pasukan Israel harus tetap berada di perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Tn. Miller mengatakan AS akan bekerja sama "dalam beberapa hari mendatang" dengan mediator Mesir dan Qatar "untuk mendorong kesepakatan akhir," dan "menentang kehadiran militer Israel jangka panjang di Gaza," merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel.

"Mencapai kesepakatan membutuhkan fleksibilitas dari kedua belah pihak. Kedua belah pihak harus menemukan alasan untuk mengatakan ya, alih-alih alasan untuk mengatakan tidak," tegasnya. (CNA)

* AS telah mendakwa para pemimpin Hamas dengan "terorisme" , menurut dokumen pengadilan federal yang dirilis pada tanggal 3 September.

Dengan demikian, enam orang, termasuk pemimpin politik Hamas saat ini Yahya Sinwar dan mantan pemimpin politik Ismail Haniyeh, yang terbunuh dalam upaya pembunuhan di Teheran pada akhir Juli, disebutkan dalam dokumen tersebut.

Pengadilan mendakwa mereka dengan "konspirasi untuk memberikan dukungan material bagi aksi terorisme" bersama enam dakwaan lainnya. Dokumen tersebut juga mencakup surat perintah penangkapan mereka. (NBC News)

Sumber: https://baoquocte.vn/tin-the-gioi-49-canh-bao-sam-set-tu-nga-doi-voi-ukraine-con-sot-brics-lan-toi-nato-my-dan-mat-kien-nhan-voi-israel-284993.html