Para pendatang baru di Shanghai, Tiongkok, mungkin akan terkejut melihat rak-rak jemuran besar yang menjorok keluar dari sisi-sisi gedung apartemen bertingkat tinggi, terutama di kompleks perumahan lama. Rak-rak ini, yang dipenuhi berbagai macam pakaian dan selimut berwarna cerah, sering disebut oleh para pejalan kaki sebagai "bendera warna-warni yang berkibar tertiup angin".
Desainnya sangat sederhana: Sebuah rangka persegi panjang tetap berukuran sekitar 3m x 2m memanjang dari balkon atau jendela. Pakaian digantung pada tiang-tiang panjang yang menjorok ke udara terbuka, menangkap sinar matahari dan angin. Tiang-tiang tersebut, yang dulunya terbuat dari bambu tetapi sekarang sebagian besar terbuat dari baja, dapat cukup panjang untuk mengeringkan tiga atau empat sprei sekaligus. Bagi penduduk Shanghai, jenis pengeringan ini lebih efisien daripada pengering pakaian.
Di hari yang cerah, pemandangan tumpukan rak pengering ini mungkin membuat Anda berhenti sejenak untuk melihatnya. Namun, privasi dan kesopanan yang seharusnya ada perlahan menghilang, dan semua jenis pakaian, bahkan pakaian dalam, terpapar sinar matahari dan terlihat oleh semua orang.
Rak pengering pakaian di Shanghai
Berjalan-jalanlah di sudut mana pun di Shanghai dan Anda mungkin akan melihat rak pakaian ini, terutama di luar rumah-rumah gang tradisional dan apartemen bertingkat tinggi yang dibangun pada tahun 1990-an.
Sebelum Shanghai Expo 2010, pemerintah kota cukup "risau" dengan rak jemuran pakaian populer ini, karena dapat mencoreng citra Shanghai sebagai kota metropolitan modern. Pemerintah memutuskan untuk melarang warga menjemur pakaian di luar jendela di banyak jalan utama. Namun, beberapa penduduk setempat percaya bahwa kebiasaan lama ini seharusnya dianggap sebagai warisan budaya takbenda.
Namun, perlu diakui bahwa menggunakan rak pengering pakaian ini sebenarnya cukup sulit. Tiang baja ini panjangnya 2 hingga 3 meter dan bisa sangat berat jika diisi dengan pakaian, seprai, atau bahkan selimut. Penghuni perlu memegangnya dengan hati-hati, berusaha untuk tidak menyentuh ambang jendela yang kotor, dan sekaligus menjaga keseimbangan. Pegang salah satu ujung tiang sambil mencoba memasukkan ujung lainnya ke dalam cincin logam setengah lingkaran di bagian atas rangka untuk menahannya agar tetap di tempatnya.
Memang terlihat seperti itu, tetapi kecelakaan bukan hal yang baru. Di sebuah permukiman di Jalan Tham Xuan, Distrik Man Hang, sebuah rak pengering pakaian yang terpasang di lantai empat sebuah gedung tertiup angin kencang, merusak langit-langit kaca di lantai dasar. Beberapa orang juga jatuh dari jendela saat mencoba mengamankan rak tersebut saat menjemur pakaian. Akibatnya, beberapa komunitas permukiman kini melarang penggunaan desain rak lama ini.
Orang-orang mengobrol satu sama lain sambil mengeringkan pakaian, Shanghai
Kelaparan akan ruang hidup di kota-kota yang padat
Kapan dan di mana rak pengering ini pertama kali muncul?
Meskipun banyak dokumen sejarah dan anekdot lokal, sulit untuk menemukan jawaban yang pasti. "Para pekerjalah yang pertama kali menggunakan metode menjemur pakaian ini," kata Ma Shanglong, seorang penulis yang berbasis di Shanghai. Ia menambahkan bahwa rak-rak tersebut kemungkinan pertama kali muncul di sebuah permukiman yang dibangun khusus untuk para pekerja pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Menurut Bapak Ma, munculnya rak pengering pakaian di Shanghai muncul karena kebutuhan . "Pertama-tama, kelembapan di Shanghai relatif tinggi. Meskipun mereka pindah dari rumah-rumah kecil ke apartemen, masyarakat Shanghai masih mempertahankan kebiasaan menjemur pakaian di luar ruangan. Kedua, ruang tinggal di Shanghai selalu sangat terbatas," kata Ma.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, luas apartemen satu kamar hanya 13 hingga 15 meter persegi. Pasangan dengan anak-anak dan barang-barang mereka hampir memenuhi ruangan. "Banyak keluarga yang punya ide untuk membuka balkon agar ruangan lebih luas. Karena tidak ada ruang untuk menjemur pakaian, orang-orang terpaksa menggantung rak pakaian di bangunan tepat di luar jendela," kata Ma.
Penulis Shanghai lainnya, yang menggunakan nama pena Ji But Tau, membuat rak pakaian kayunya sendiri. "Pada tahun 1980-an, ketika rak pakaian menjadi populer, semuanya dibuat dengan tangan," kenangnya. "Popularitas rak pakaian berkaitan erat dengan kepekaan masyarakat Shanghai terhadap ruang hidup, atau lebih tepatnya, keinginan mereka akan tempat tinggal."
Chu Liyuan tinggal di sebuah gang di Jalan Huanghe, Distrik Huangpu, selama bertahun-tahun pada tahun 1980-an. Mengenang masa-masa itu, yang paling berkesan baginya adalah gambaran ibu mertuanya yang "berebut wilayah" untuk menjemur pakaian. Pagi-pagi sekali, perempuan mungil namun kuat dari Ningbo, sebuah kota di Provinsi Zhejiang, ini berlari keluar membawa 7-8 batang bambu besar untuk menempati semua tempat yang terkena sinar matahari di gang tersebut. Para tetangga juga sering bertengkar karenanya.
Chu berkata: "Sekarang ketika saya bertemu tetangga lama saya, mereka masih menggoda ibu mertua saya dan mengatakan dia orang yang pemberani."
Phan, yang tinggal di sebuah kompleks apartemen di Distrik Jing’an, mengatakan balkon yang menghadap ke selatan dan rak pengering pakaian yang besar menjadi alasan ia memutuskan untuk membeli apartemen tersebut. "Saat ini, banyak hunian baru menggunakan rak pengering yang bisa ditarik (bukan tiang gantungan pakaian tradisional), tetapi ketika ditarik sepenuhnya, panjangnya hanya sekitar 1 meter. Hal itu kurang praktis untuk menjemur cucian," ujarnya.
Sumber: Sixth Tone
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)