Pada pagi hari tanggal 6 Februari, Departemen Informasi dan Komunikasi Provinsi Ca Mau mengatakan bahwa Komite Rakyat Kota Ca Mau baru saja mengeluarkan informasi mengenai sanksi administratif bagi Tuan Ho An Tap, pemilik vila "besar" yang dibangun di atas lahan akuakultur di Ca Mau.
Pemilik rumah yang dibangun secara ilegal di lahan budidaya perairan milik Tn. Tap didenda secara administratif sebesar 22,5 juta VND oleh Komite Rakyat kota Ca Mau.
Menurut Komite Rakyat Kota Ca Mau, Bapak Ho An Tap telah dianugerahi sertifikat tanah akuakultur seluas lebih dari 3.500 meter persegi di Kecamatan Tan Thanh. Luas bangunannya lebih dari 864 meter persegi (rumah utama sekitar 294 meter persegi, sisanya adalah rumah tambahan, makam, dan taman, dll.).
Komite Rakyat Kota Ca Mau meyakini bahwa pada saat Tuan Tap membangun rumah dan bangunan di atas tanah tersebut (sebelum Desember 2022) tanpa mengubah tujuan penggunaan tanah dari lahan akuakultur menjadi lahan perumahan, hal itu tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pertanahan.
Pada tanggal 9 Januari 2023, Komite Rakyat kota Ca Mau memutuskan untuk mendenda Tuan Tap sebesar 22,5 juta VND dan memaksanya untuk mengembalikan tanah tersebut ke keadaan semula sebelum pelanggaran.
Namun, pada tanggal 15 November 2023, Komite Rakyat kota Ca Mau memutuskan untuk mengubah dan menambah bagian dari keputusan hukuman di atas.
Secara khusus, Komite Rakyat Kota Ca Mau memaksa Bapak Tap untuk mempertahankan status penggunaan lahan saat ini pada saat pelanggaran ditemukan (yaitu saat vila tersebut dibangun). Pemilik vila harus melaksanakan prosedur pertanahan (alih fungsi lahan) sesuai peraturan untuk area seluas lebih dari 2.261 m².
"Keputusan untuk mengubah dan menambah sebagian keputusan tentang sanksi administratif pada 9 Januari 2023 sesuai dengan peraturan perundang-undangan," tegas Komite Rakyat Kota Ca Mau.
Pihak berwenang Kota Ca Mau menyatakan bahwa sejak tahun 2018, perencanaan dan penggunaan lahan di lokasi lahan milik Tn. Tap telah direncanakan sebagai lahan permukiman pedesaan dan lahan akuakultur. Banyak kasus telah dialihfungsikan menjadi lahan permukiman dan pembangunan perumahan.
Komite Rakyat Kota Ca Mau selanjutnya menjelaskan bahwa sesuai dengan keputusan Komite Rakyat Provinsi Ca Mau tahun 2021 yang mengatur tingkat pemulihan keadaan asli tanah sebelum pelanggaran, secara tegas disebutkan: Pelanggar yang dengan sengaja mengubah peruntukan lahan sedangkan letak, luas, dan jenis tanahnya sesuai dengan rencana tata ruang dan tata guna lahan yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang, wajib mempertahankan keadaan tata guna lahan sebagaimana pada saat pelanggaran diketahui dan dilaksanakan serta melaksanakan tata guna lahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Komite Rakyat Kota Ca Mau, kasus Tn. Tap sesuai dengan perencanaan dan rencana penggunaan lahan yang disetujui, sehingga Ketua Komite Rakyat Kota Ca Mau mengeluarkan keputusan untuk mengenakan denda dan menerapkan tindakan perbaikan, yang mengharuskan Tn. Tap untuk mempertahankan status penggunaan lahan saat ini pada saat pelanggaran terjadi dan untuk melaksanakan prosedur pertanahan.
Pemerintah Kota Ca Mau juga menyatakan, sebelum mengeluarkan keputusan pemberian sanksi kepada Tn. Tap, pihak berwajib tidak memberikan syarat kepada pelanggar untuk melegalkan aset pelanggaran administrasi miliknya.
Sebelumnya, akun Facebook Ho Tap mengunggah foto dan menyiarkan langsung proses pembangunan gedung yang diperkenalkan sebagai "gedung terindah di provinsi Ca Mau".
Selama siaran langsung, pemilik akun ini memperkenalkan proses konstruksi serta material untuk rumahnya.
Proyek ini dibangun di atas tanah nomor kavling 441, lembar peta nomor 1, luas 1.659m2, tujuan penggunaan tanah untuk akuakultur yang diberikan kepada Tn. Ho An Tap dan tanah nomor kavling 442, lembar peta nomor 01, luas 1.650,1m2, tujuan penggunaan tanah untuk akuakultur yang diberikan kepada Nn. Kieu Trang (istri Tn. Ho An Tap).
Setelah diperiksa, lokasi bangunan ilegal tersebut, berdasarkan sertifikat hak guna tanah, merupakan lahan budidaya perairan.
Kedua bidang tanah tersebut tidak memenuhi syarat untuk diubah peruntukannya dari lahan budidaya perairan menjadi lahan pemukiman warga, karena tidak sesuai dengan rencana pembangunan.
Setelah itu, Bapak Tap dikenakan denda sebesar 22,5 juta VND oleh DPRD Kota Ca Mau atas pelanggaran administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 91/2019/ND-CP tanggal 19 November 2019.
Tindakan pemulihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 Ayat (4) Huruf a, Keputusan Nomor 91/2019/ND-CP tanggal 19 November 2019 adalah upaya pemulihan paksa tanah kepada keadaan semula sebelum terjadinya pelanggaran.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)