Dimensity 9400 akan tetap mengadopsi desain CPU all-core besar generasi sebelumnya dan hadir dengan arsitektur CPU ARM "BlackHawk", menjanjikan performa yang lebih baik. Prosesor ini akan menggunakan node proses 3nm TSMC.
Chipset ini menggunakan inti super Cortex-X925 3,63 GHz, 3 inti besar X4 2,80 GHz, dan 4 inti A725 2,10 GHz. Untuk grafis, ia menggunakan GPU Mali-G925-Immortalis MC12. Chipset ini diklaim mendukung RAM LPDDR5X 10,7 Gbps tercepat di industri, yang memungkinkan ponsel pintar ini memberikan waktu pemuatan yang lebih cepat untuk aplikasi dan game berat.
Menurut ARM, dibandingkan dengan Immortalis-G720 pada Dimensity 9300, G925-Immortalis 37% lebih bertenaga dalam aplikasi grafis, dengan peningkatan 52% dalam kinerja ray tracing untuk objek kompleks, peningkatan 34% dalam kinerja pemrosesan AI dan pembelajaran mesin, serta pengurangan 30% dalam konsumsi daya.
Menurut NanoReview, SoC kelas atas MediaTek berikutnya mencetak skor 2.874 dan 8.969 poin dalam uji single-core dan multi-core Geekbench. Berbicara soal grafis, chipset ini mencetak 134fps dalam uji coba off-screen Vulkan GFX Aztec 1440 (86% lebih tinggi daripada chip Apple A18 Pro). Jadi, chip ini akan memiliki performa yang sangat bertenaga untuk bermain game.
Sebagai perbandingan, GPU Adreno 750 pada Snapdragon 8 Gen 3 hanya mencapai 95 fps saat melakukan pengujian yang sama, sementara Dimensity 9400 hingga 41% lebih bertenaga. Bahkan chip baru dari MediaTek ini melampaui Apple M4 (127 fps) yang dirancang untuk iPad dan Mac dengan konsumsi daya yang jauh lebih tinggi.
Dengan angka-angka di atas, tampaknya MediaTek dan ARM mencoba mempersempit kesenjangan kinerja grafis dengan pesaing besar seperti Apple dan Qualcomm.
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/chip-dimensity-9400-so-huu-hieu-suat-do-hoa-an-tuong.html
Komentar (0)