Pagi-pagi sekali tanggal 6 Februari (9 Januari), puluhan ton ikan gabus diangkut dengan truk dari seluruh provinsi di wilayah Barat ke Pasar Grosir Binh Dien (Distrik 8, Kota Ho Chi Minh). Pasar ini merupakan pasar grosir terbesar untuk produk pertanian dan pangan di Kota Ho Chi Minh.
Menurut reporter Dan Tri , saat itu sudah lebih dari pukul 1 dini hari, tetapi Pasar Ikan Binh Dien (Distrik 8, Kota Ho Chi Minh) masih ramai, dipenuhi pembeli dan penjual. Para pedagang bekerja sepanjang malam untuk mengklasifikasikan, memproses, dan mempersiapkan pengiriman barang pada Hari Dewa Kekayaan (10 Januari).
Setelah diangkut ke pasar, ikan gabus akan ditempatkan dalam tong plastik besar berisi air, lalu diangkut ke area keramba jaring apung (KJA) Pasar Binh Dien. Area KJA ini merupakan area khusus yang menyediakan makanan laut, terutama ikan laut dengan beragam jenis, baik besar maupun kecil.
Kemudian, staf tambak ikan akan menggunakan gerobak yang lebih kecil untuk membawa wadah ikan ke setiap kios untuk disortir. Meskipun memakan waktu 2 jam, staf di Pasar Ikan Binh Dien selalu sigap dan sigap mengantarkan ikan kepada pelanggan tepat waktu.
Setelah memasuki pasar, kotak-kotak ikan gabus akan diklasifikasikan, ditimbang, dan diklasifikasikan berdasarkan ukuran oleh para pedagang demi kenyamanan dalam perdagangan dan penyediaan kepada para pedagang untuk dikonsumsi di seluruh pasar di Kota Ho Chi Minh.
Menurut para pedagang di Pasar Binh Dien, harga ikan gabus di pasar bervariasi, tergantung ukuran masing-masing ikan. Harga ikan gabus berkisar antara 38.000 hingga 50.000 VND/kg, 5.000 hingga 7.000 VND lebih mahal dari biasanya.
Bapak Tuan Kiet, seorang pedagang, mengatakan bahwa pada hari-hari biasa, gudang mengimpor berbagai jenis ikan seperti lele, nila merah, dan lain-lain. Namun, pada dua hari menjelang Hari Dewa Kekayaan, gudang tersebut terutama mengimpor ikan gabus untuk dijual karena permintaan yang tinggi. "Setiap tahun, menjelang Hari Dewa Kekayaan, jumlah ikan gabus yang diimpor meningkat 3-4 kali lipat dibandingkan hari biasa, dan banyak pula yang datang untuk membeli," kata Bapak Kiet.
Staf di pasar ikan bekerja sepanjang malam. Pada hari kerja, pasar hanya ramai dari pukul 21.00 hingga pukul 02.00 keesokan paginya. Namun, selama dua hari menjelang Hari Dewa Kekayaan, pasar ikan Binh Dien beroperasi terus menerus dari sore hari tanggal 8 hingga larut malam tanggal 9 Tet.
Pagi harinya, para pekerja bekerja keras untuk mengantarkan ikan kepada pelanggan tepat waktu. Beberapa karyawan tambak ikan mengatakan bahwa mereka harus bekerja 4 jam lebih lama dari biasanya hari ini.
"Pada tanggal 8 dan 9, banyak barang datang ke pasar ikan, sehingga karyawan kami harus bekerja lembur dan terus-menerus mempersiapkan ikan gabus tepat waktu untuk hari Dewa Kekayaan. Ini juga waktu yang tepat bagi para peternak ikan di Pasar Binh Dien untuk mendapatkan penghasilan tambahan," ujar Bapak Lam, seorang karyawan kios ikan.
Pasar ikan Binh Dien mulai ramai dengan truk-truk yang mengangkut berton-ton ikan gabus dari pukul 18.00 hingga setelah pukul 02.00 keesokan harinya. Banyak pengemudi yang disewa untuk mengangkut ikan tidur di hammock tepat di pasar karena mereka harus bekerja sepanjang malam mengangkut ikan gabus ke pedagang.
Dalam kepercayaan masyarakat, ikan gabus bakar merupakan sajian wajib dalam nampan persembahan kepada Dewa Kekayaan bagi banyak orang di Saigon dan provinsi-provinsi Selatan. Ikan gabus yang dipersembahkan kepada Dewa Kekayaan harus utuh, tanpa sisik, sirip, atau ekor. Saat dipanggang, perlu menggunakan tusukan tebu yang dibelah untuk menembus mulut ikan agar bentuknya lurus.
Masyarakat menggunakan persembahan khusus untuk memberi penghormatan kepada dewa kekayaan, menyampaikan rasa syukur, dan berdoa agar mendapatkan keberuntungan di tahun baru, agar bisnis lancar dan kemakmuran memenuhi rumah mereka.
Dantri.com.vn
Komentar (0)