Perkelahian di final sepak bola putra SEA Games 32 antara U22 Thailand dan U22 Indonesia masih mendapat perhatian besar dari media dan opini publik.
Kerusuhan di laga final SEA Games 32
Bahkan baru-baru ini, Presiden FIFA, Tn. Infantino, juga turut memberikan komentarnya terkait kejadian malang tersebut di atas.
Tn. Infantino mengatakan bahwa Asia Tenggara adalah tempat dengan potensi besar untuk mengembangkan sepak bola tetapi kekerasan telah menghambat kemajuan kawasan tersebut.
Sepak bola Asia Tenggara memiliki potensi untuk berkembang, baik secara mendalam maupun luas. Namun, potensi tersebut terhambat oleh kekerasan dan isu-isu sosial lainnya.
Peristiwa yang terjadi pada malam 16 Mei di Stadion Olimpiade Phnom Penh sungguh sangat disayangkan.
Para pemimpin tim seharusnya mengambil tindakan untuk mencegah para pemain berkonflik. Namun, mereka justru ikut campur dan berkelahi dengan para pemain.
Gambar-gambar dari final SEA Games mengirimkan pesan yang sangat negatif dalam sepak bola.
Saya berharap setelah serangkaian insiden di sepak bola Asia Tenggara, para manajer dari AFC, AFF, dan federasi sepak bola nasional akan melihat ke belakang dan menemukan cara untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang,” kata Bapak Infantino.
Terkait perkelahian tersebut, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) telah membentuk komite investigasi yang dipimpin oleh letnan jenderal polisi Amnuay Nimmano untuk menyelidiki, mengumpulkan bukti dan mengusulkan tindakan untuk menangani individu yang terlibat.
"Komite investigasi perlu menemukan kebenaran, mengundang saksi, dan mengumpulkan bukti untuk memberikan kesimpulan kepada FAT dalam 15 hari. Dari sana, komite juga akan mengusulkan solusi dan langkah-langkah," ujar FAT.
[iklan_2]
Sumber







Komentar (0)