Pada sore hari tanggal 22 April, pada Sidang ke-32, Komite Tetap Majelis Nasional meninjau laporan yang merangkum hasil pemantauan dokumen hukum di bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Dewan Etnis dan Komite Majelis Nasional pada tahun 2023.
Dalam penyampaian laporannya, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Bui Van Cuong menyampaikan bahwa secara umum pengawasan dokumen hukum oleh lembaga Majelis Nasional telah dilaksanakan secara serius dan bertanggung jawab. Dengan demikian, ditemukan dokumen yang lambat terbit atau belum terbit, banyak dokumen yang isinya tidak sesuai, tidak layak dalam praktik, dan tidak menjamin konsistensi sistem hukum. Untuk itu, diusulkan dan direkomendasikan kepada instansi yang berwenang untuk menerbitkan dokumen guna memperbaiki keadaan tersebut.
Dibandingkan dengan periode pemantauan sebelumnya, pengundangan dokumen hukum pada tahun 2023 telah mengalami perubahan positif dan mencapai hasil yang menggembirakan.
Di samping hasil yang telah dicapai, pengawasan terhadap beberapa instansi belum dilakukan secara berkala, proaktif, dan cepat untuk mendeteksi dan mengusulkan perbaikan atas kekurangan dan pelanggaran dalam penerbitan dokumen serta melaporkan hasil penanganan dokumen kepada Panitia Tetap DPR sesuai dengan ketentuan.
Meskipun telah ada langkah-langkah untuk mengatasi lambatnya penerbitan dokumen, hal ini masih terjadi. Masih terdapat dokumen-dokumen yang belum terselesaikan, dokumen-dokumen dengan isi yang tidak menjamin konsistensi dan keseragaman sistem hukum, yang telah diselesaikan dan direkomendasikan untuk penanganan khusus pada periode pemantauan sebelumnya, tetapi belum terselesaikan.
Selama masa pemantauan, masih ditemukan dokumen-dokumen hukum yang bermuatan ilegal, sehingga tidak menjamin konsistensi dan keseragaman sistem hukum.
Banyak dokumen yang diterbitkan terlambat.
Terkait hasil pengawasan dokumen hukum tahun 2023, Sekjen MPR menyampaikan, pada dasarnya isi dokumen hukum yang dikeluarkan semuanya menjamin konstitusionalitas, legalitas, dan konsistensi sistem hukum.
Selain itu, lembaga Majelis Nasional menemukan 6 dokumen yang memiliki tanda-tanda pelanggaran ketentuan hukum dan 7 dokumen yang tidak menjamin konsistensi dan sinkronisasi sistem hukum atau memiliki masalah dan kekurangan yang dapat menimbulkan celah dalam pekerjaan manajemen yang perlu ditinjau dan diperbaiki.
Ada dokumen yang tidak memiliki panduan khusus dan tidak ada konsistensi antara dokumen hukum, sehingga menimbulkan kesulitan dalam penerapannya.
Menurut laporan dari lembaga-lembaga Majelis Nasional, masih banyak peraturan rinci yang diterbitkan setelah tanggal berlakunya undang-undang, peraturan daerah, dan resolusi.
Secara spesifik, dari 325 dokumen yang dipantau, 32 dokumen diterbitkan lebih lambat dari tanggal berlakunya undang-undang, peraturan, atau resolusi; yang mana dokumen tersebut terlambat setidaknya 14 hari, dokumen tersebut terlambat paling lama 35 bulan 24 hari, dan beberapa dokumen terlambat 22 hingga 25 bulan.
Selain itu, terdapat 83 pasal dan klausul di bawah 24 undang-undang, 1 peraturan, dan 5 resolusi yang telah memiliki peraturan terperinci tetapi belum diterbitkan.
Berdasarkan hasil pemantauan dokumen hukum selama periode pemantauan tahun 2023, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional meminta kepada Panitia Tetap Majelis Nasional untuk melaksanakan secara tegas ketentuan Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yaitu rancangan peraturan rinci harus disusun dan disampaikan bersamaan dengan rancangan undang-undang, keputusan, dan peraturan perundang-undangan; memperbanyak pengaturan langsung dalam undang-undang, keputusan, dan peraturan perundang-undangan, serta meminimalkan kebutuhan penunjukan peraturan rinci.
Sebagai penutup, Wakil Ketua Majelis Nasional Nguyen Khac Dinh meminta Dewan Kebangsaan dan Komite Majelis Nasional untuk memperkuat pengawasan di area yang ditugaskan; secara proaktif melakukan pengawasan dari berbagai sumber yang beragam, dan tepat waktu.
Pemerintah, Perdana Menteri, Mahkamah Agung, dan Kejaksaan Agung memberikan perhatian untuk mengarahkan peningkatan mutu pemeriksaan dan peninjauan dokumen, yang dipadukan dengan pemantauan penegakan hukum; memperkuat peninjauan untuk segera mendeteksi adanya peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan saling bertentangan yang tidak menjamin legalitas, konsistensi, dan sinkronisasi dalam sistem hukum serta kelayakan dalam pelaksanaannya; segera melaporkan kepada Komite Tetap Majelis Nasional dan Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan ditangani atau kepada instansi penanganan yang berwenang, menghindari situasi di mana dokumen peraturan perundang-undangan memiliki peraturan yang berbeda atau peraturan yang melampaui kewenangan yang ditetapkan.
"Lembaga-lembaga tersebut menganggap pemantauan ini rutin dan berkelanjutan, mewajibkan laporan ketika informasi tersedia, bukan menunggu hingga akhir periode. Dewan Kebangsaan dan lembaga-lembaga Majelis Nasional disarankan untuk menyampaikan laporan triwulanan kepada Sekretaris Jenderal Majelis Nasional untuk diringkas dan disampaikan kepada Komite Tetap Majelis Nasional. Dengan demikian, laporan tersebut akan menyentuh hati," tegas Wakil Ketua Majelis Nasional dan menyarankan agar laporan tersebut segera diselesaikan agar dapat segera dikirimkan kepada para deputi Majelis Nasional dan lembaga-lembaga terkait.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)