Negeri Tien Yen ( Quang Ninh ) tak hanya terkenal dengan beberapa hidangan khasnya seperti khau nhuc, ayam gunung, ... tetapi juga memiliki hidangan khas pedesaan yang sama terkenalnya, yang unik, mulai dari nama hingga cara menyantapnya. Yaitu kue angguk.
Nama unik ini berasal dari bentuk kuenya. Kue ini tidak memiliki isian, digulung, panjang, dan elastis sehingga ketika dipegang, kue ini akan bergoyang ke atas dan ke bawah, seolah-olah sedang bergoyang.
Kue mengangguk yang unik menarik pelanggan di Tien Yen, Quang Ninh. Sumber: @pinkthuong
Ibu Tuyet, seorang perajin kue anggukan lama di Kecamatan Tien Yen, mengatakan, untuk membuat kue anggukan yang nikmat dibutuhkan proses persiapan yang teliti dan terampil.
Pertama, beras harus dipilih dengan cermat, direndam malam sebelumnya, lalu dikeluarkan keesokan paginya. Tunggu hingga beras mengering, lalu giling hingga menjadi bubuk basah.
Dahulu, penduduk setempat menggiling beras secara manual dengan penggiling batu untuk mempertahankan cita rasa tradisional kue ini. Namun, kini, ketika permintaan kue nodding semakin tinggi, masyarakat beralih menggunakan mesin modern, yang menghemat tenaga kerja sekaligus memberikan produktivitas tinggi.
![]() | ![]() |
Menurut Ibu Tuyet, meskipun tampilan kue angguk ini cukup mirip dengan kue pho atau kue bolu gulung, cara pembuatannya lebih unik. Khususnya, saat menggiling tepung, orang-orang sering menambahkan nasi dingin. Cara ini membantu kue menjadi mengembang, kenyal, dan halus saat dioles.
Saat membuat kue, pembuatnya juga harus terampil, memastikan takaran adonan yang tepat di atas cetakan, dan meratakannya membentuk lingkaran. Adonan harus lebih tipis dari kertas nasi dan lebih tebal dari gulungan nasi. Kemudian, tutup cetakan dan tunggu kue matang.
Kue akan mengembang setelah matang. Pada tahap ini, orang-orang menggunakan batang bambu untuk mengupas kue panas dengan hati-hati dan melanjutkan membuat kue baru.
Sebelum digulung, banh nong gu terlihat seperti banh cuon atau banh pho, tetapi tanpa isian. Setelah digulung, kue ini berbentuk bulat, panjang, dan lentur, kira-kira seukuran 1-2 ujung jari.

Selain proses persiapan yang rumit, rahasia kelezatan kue angguk juga terletak pada saus celupnya yang "lezat". Oleh karena itu, saus celup ini divariasikan oleh masyarakat Tien Yen, tergantung selera masing-masing, tetapi yang paling populer tetaplah saus ikan yang direbus dengan lemak ayam, dengan tambahan bawang goreng dan daging cincang untuk menambah daya tariknya.
Ibu Thu Thuy, warga Tien Yen, mengatakan bahwa kue angguk paling nikmat disantap panas-panas. Saat panas, kue ini masih memiliki aroma nasi yang harum, lengket, dan sedikit manis, sehingga tidak perlu dicelupkan ke dalam saus agar lezat.
Meskipun terlihat sederhana, kue ini memiliki rasa yang lezat dan mudah disantap, serta dapat dinikmati oleh lansia dan anak-anak. Di kampung halaman saya, membeli banh nong per kilo bukanlah hal yang aneh. Orang-orang sering membeli beberapa kilo untuk langsung dimakan atau diolah menjadi berbagai hidangan. Suatu kali, saya pernah makan satu kilo penuh dan masih menginginkannya, terutama di hari yang dingin,” ujar Ibu Thuy.
Menurut perempuan ini, kue anggukan terbuat dari tepung beras segar, sehingga paling enak dimakan di hari yang sama. Jika tidak habis, Anda bisa menyimpannya di lemari es, memotongnya kecil-kecil, dan membuat berbagai variasi untuk mengubah rasa, seperti menumisnya dengan daging sapi, memakannya dengan kaldu tulang seperti bihun atau pho, atau menuangkannya ke dalam sup panas, dll.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/dac-san-quang-ninh-co-ten-goi-la-khach-an-ca-can-cho-bo-them-2313191.html








Komentar (0)