Serangan Jantung Saat Tidur: Bagaimana Mencegahnya?

Serangan jantung nokturnal dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kematian, terutama pada orang berusia di atas 40 tahun, dengan penyakit yang mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, biasanya oleh gumpalan darah, menurut situs web kesehatan Medical News Today (UK).

Serangan jantung yang terjadi pada malam hari sering kali menyebabkan keterlambatan dalam perawatan darurat.

FOTO: AI

Klinik Cleveland, sebuah pusat medis nirlaba di AS, menyatakan bahwa sekitar 25% serangan jantung terjadi saat tidur atau dini hari, saat hormon dan tekanan darah berfluktuasi paling tinggi. Bahayanya adalah pasien seringkali tidak menyadari gejala angina karena mereka sedang tidur nyenyak, sehingga menyebabkan keterlambatan penanganan darurat.

Namun, serangan jantung saat tidur bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Beberapa metode ilmiah dan mudah diterapkan dapat membantu melindungi jantung saat tidur.

Kontrol tekanan darah sore dan malam hari

Tekanan darah yang tidak turun saat tidur merupakan tanda peringatan dini risiko penyakit jantung. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal American Heart Association menemukan bahwa orang yang tekanan darahnya tidak turun di malam hari memiliki risiko dua kali lipat terkena serangan jantung dan stroke.

Oleh karena itu, penderita tekanan darah tinggi juga perlu memantau tekanan darahnya di malam hari. Dalam banyak kasus, mengonsumsi obat di malam hari, alih-alih di pagi hari, membantu mengontrol tekanan darah di malam hari dengan lebih baik, sehingga mengurangi risiko serangan jantung. Selain itu, untuk menstabilkan tekanan darah, penderita juga perlu membatasi asupan garam saat makan malam, menghindari kafein setelah pukul 15.00, dan tidur tepat waktu sesuai ritme biologis.

Kurangi stres sebelum tidur

Stres dan kecemasan kronis meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik, menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan detak jantung bahkan saat tidur. Klinik Cleveland, sebuah pusat medis nirlaba di AS, mengatakan stres kronis meningkatkan kadar hormon kortisol dan adrenalin, yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras bahkan saat istirahat.

Oleh karena itu, pasien sebaiknya memiliki kebiasaan rileks sebelum tidur, seperti bermeditasi selama 5-10 menit, berlatih napas dalam, atau menulis buku harian untuk melepaskan pikiran dalam benak.

Pengobatan apnea tidur

Apnea tidur mengurangi kadar oksigen dalam darah, meningkatkan tekanan darah, dan merupakan faktor risiko serangan jantung saat tidur. Menurut American Heart Association, hingga 50% pasien jantung mengalami apnea tidur sedang atau berat.

Gejalanya meliputi dengkuran keras, terbangun sambil megap-megap, kelelahan di siang hari, dan sering buang air kecil di malam hari. Apnea tidur tidak hanya memengaruhi tidur tetapi juga menyebabkan jantung bekerja terlalu keras di malam hari. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter, menurut Medical News Today .

Source: https://thanhnien.vn/dau-tim-trong-khi-ngu-lam-the-nao-de-ngan-ngua-185250629133719038.htm