
Dalam sambutannya di lokakarya tersebut, Dr. Pham Ngoc Linh, Wakil Presiden Persatuan Asosiasi Vietnam, menyatakan bahwa Politbiro telah mengidentifikasi perlunya meningkatkan kesadaran, membuat terobosan dalam pemikiran inovatif, dan menunjukkan tekad politik yang kuat serta kepemimpinan dan arahan yang tegas untuk menciptakan momentum dan antusiasme baru di seluruh masyarakat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan transformasi digital nasional.
Hal ini menuntut pengembangan program komunikasi dan pendidikan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran, menumbuhkan tekad, mempromosikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta menerapkan transformasi digital di seluruh sistem politik, di kalangan masyarakat, dan di dunia usaha, sehingga menciptakan kepercayaan dan momentum baru dalam masyarakat.
Dr. Pham Ngoc Linh menyarankan agar semua media dari Persatuan Asosiasi Vietnam segera menyampaikan semangat Resolusi 57-NQ/TW ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya tanggung jawab Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat, serta menerapkan dan mengembangkan kemampuan digital.

Menurut Dr. Le Nghiem, Wakil Presiden Asosiasi Media Digital Vietnam, di era transformasi digital dan persaingan pengetahuan global, sains, teknologi, dan inovasi menjadi tolok ukur kapasitas pembangunan setiap bangsa.
Persaingan antar ekonomi saat ini tidak lagi terutama didasarkan pada sumber daya atau tenaga kerja murah, tetapi pada kualitas teknologi, kecepatan inovasi, dan kapasitas kreativitas dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam konteks ini, Resolusi 57/NQ-TW Politbiro tentang terobosan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan transformasi digital nasional merupakan arah strategis yang penting dan juga komitmen Vietnam terhadap jalur pembangunan berbasis pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Menekankan peran penting media dalam mengimplementasikan Resolusi 57-NQ/TW, Dr. Le Nghiem berpendapat bahwa media bertindak sebagai jembatan untuk mengubah kebijakan menjadi tindakan, karena sains, teknologi, dan inovasi dicirikan oleh sifatnya yang abstrak, kompleks, dan perubahannya yang cepat.
Tanpa komunikasi yang efektif, sebagian besar isi resolusi akan sulit dipahami oleh publik dan bisnis. Sebuah kebijakan, sebaik apa pun, akan menjadi tidak efektif dan mudah disalahartikan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas, sederhana, dan konsisten.
Selain itu, media membantu menciptakan kesadaran bersama, sehingga membentuk kepercayaan dan konsensus sosial. Di era media sosial, informasi menyebar dengan cepat tetapi tidak selalu akurat.
Kesalahpahaman tentang kecerdasan buatan, blockchain, biologi digital, atau teknologi baru lainnya dapat menciptakan kecemasan yang tidak perlu atau meningkatkan ekspektasi yang salah. Komunikasi kebijakan yang proaktif, transparan, dan berbasis ilmiah membantu mencegah informasi yang salah, melindungi kredibilitas badan pengatur, dan membangun kepercayaan publik terhadap inovasi.
Merujuk pada strategi pengembangan jurnalisme dalam semangat Resolusi 57-NQ/TW, Dr. Nguyen Thanh Loi, Pemimpin Redaksi Surat Kabar Ekonomi dan Perkotaan, mengangkat beberapa isu dalam transformasi digital jurnalisme. Pada kenyataannya, teknologi mengubah dunia; teknologi mengubah segalanya, mulai dari persepsi individu hingga cara kita berkomunikasi, dari cara kita berbagi dan memproses informasi hingga cara organisasi dan bisnis mendekati teknologi dalam operasional mereka.
Dalam konteks transformasi digital yang pesat saat ini, pengembangan model "Ruang Berita Cerdas" memerlukan integrasi teknologi digital ke dalam semua aspek operasional, merangkul teknologi baru, dan menerapkannya secara aktif pada aktivitas profesional. Hal ini merupakan transformasi digital yang komprehensif, sehingga menciptakan lingkungan dan budaya bisnis baru, membentuk platform bisnis digital, dan membawa nilai baru bagi setiap organisasi dan perusahaan, terutama di industri media dan jurnalisme.
Menurut Dr. Nguyen Thanh Loi, organisasi media Vietnam saat ini menghadapi empat tantangan dalam perkembangannya. Pertama, risiko serangan siber skala besar yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan. Kedua, dampak informasi dari media sosial, termasuk berita palsu dan tidak terverifikasi, sementara verifikasi sumber dan identifikasi tren daring sulit, bahkan mustahil, tanpa alat yang tepat. Ketiga, tren personalisasi dalam konsumsi informasi juga meningkat. Keempat, perubahan peran dan posisi publik, bergeser dari peran pasif menjadi peran aktif, menjadi konsumen produk media sekaligus peserta dalam proses transmisi informasi.
Selain itu, perkembangan pesat jurnalisme multimedia dan platform media sosial seperti situs web dan jejaring sosial (Facebook, Zalo, Twitter, YouTube, dll.) telah menciptakan persaingan ketat untuk kegiatan jurnalistik.
Tren pertumbuhan organisasi berita multimedia juga menghadirkan tantangan yang membutuhkan transformasi digital di dalam lembaga berita, menggeser fokus dari jurnalisme cetak ke jurnalisme daring.
Secara khusus, pembaca menuntut informasi yang tepat waktu dan akurat. Oleh karena itu, jurnalisme membutuhkan inovasi teknologi dan restrukturisasi organisasi untuk mengikuti perkembangan tren dan memenuhi tuntutan tugas politik yang semakin tinggi.
Pada konferensi tersebut, banyak delegasi yang sepakat bahwa transformasi digital dalam jurnalisme bukan hanya persyaratan penting untuk beradaptasi dengan lingkungan media baru, tetapi juga peluang untuk meningkatkan daya saing, mempertahankan peran pembimbingnya, dan melayani kepentingan publik.
Dengan tekad kepemimpinan, proaktivitas staf, dan dukungan dari kebijakan negara, terutama semangat Resolusi 57-NQ/TW, lembaga pers benar-benar dapat menjadi kekuatan pelopor dalam transformasi digital nasional.
Sumber: https://nhandan.vn/day-manh-truyen-thong-tao-chuyen-dong-xa-hoi-trong-viec-thuc-hien-nghi-quyet-57-nqtw-post929216.html










Komentar (0)