Halal sekarang berarti keamanan pangan, kebersihan, dan penggunaan metode canggih untuk menghindari produk berbahaya.
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengunjungi stan Pameran Halal Internasional Malaysia ke-20 di MITEC pada 17 September. (Sumber: Malay Mail) |
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan hal itu dalam pidato pembukaannya di Malaysia International Halal Expo 2024 di Pusat Pameran Perdagangan Internasional Malaysia (MITEC), Ibu kota Kuala Lumpur hari ini, 17 September.
Menurutnya, status halal tidak lagi hanya berarti makanan atau minuman tersebut tidak mengandung babi atau alkohol.
Definisi halal telah berkembang selama beberapa dekade terakhir, melampaui sekadar menghindari makanan yang tidak disetujui. "Pandangan tradisional tentang halal sudah tidak ada lagi," tegas Perdana Menteri Anwar. "Saat ini, halal berarti (makanan) yang aman, bersih, dan menggunakan metode canggih untuk menghindari produk berbahaya."
Produk halal dapat bersaing secara global karena sertifikasi ini memerlukan standar yang lebih ketat daripada standar yang diterima secara umum di seluruh dunia .
Menurut pemimpin Malaysia, kepatuhan terhadap standar Halal tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam tetapi juga bagi pemeluk agama lain.
"Ketika kita berbicara tentang Halal, kita tidak hanya berbicara dari perspektif Islam," tegasnya. Halal "melayani kepentingan semua warga Malaysia tanpa diskriminasi."
Ia mengutip bahwa Malaysia International Halal Expo 2024 menyaksikan partisipasi warga Malaysia dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, yang bekerja sama untuk memastikan keberhasilan industri Halal.
Sementara itu, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI) Tengku Zafrul Aziz mengatakan Malaysia bertujuan untuk mencapai 75 miliar ringgit (17,6 miliar USD) dalam ekspor Halal, atau 11 persen dari Produk Domestik Bruto pada tahun 2030.
Tahun lalu, ekspor Halal berjumlah RM55 miliar ($12,9 miliar), yang mana makanan dan minuman Halal menyumbang RM29,4 miliar ($6,9 miliar), memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara Asia Tenggara berpenduduk 34 juta orang itu.
Menurut Bapak Reezal Merican Naina Merican, kepala Badan Promosi Perdagangan Malaysia (MATRADE), nilai industri Halal saat ini adalah 3,5 triliun USD, dengan harapan meningkat menjadi 5 triliun USD pada tahun 2030.
Diselenggarakan bersama oleh MATRADE dan MITI, Pameran Halal Internasional Malaysia 2024 dengan tema “Globalisasi Inisiatif Halal” berlangsung dari 17-20 September, menarik partisipasi lebih dari 1.000 peserta pameran dari lebih dari 66 negara.
Malaysia, dengan lebih dari 60% penduduknya beragama Islam, merupakan salah satu negara terbesar di pasar Halal dan merupakan pemimpin dalam industri sertifikasi Halal yang dirintisnya pada tahun 2007. Pameran Halal Internasional Malaysia dimulai pada tahun 2004, mempertemukan bisnis yang mempromosikan perdagangan Halal dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi Halal global. |
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/diem-xua-roi-halal-khong-chi-la-khong-thit-lon-khong-ruou-bia-286689.html
Komentar (0)