
Setelah seminggu penuh gejolak politik di Prancis, pada malam 12 Oktober (waktu setempat), Prancis secara resmi mengumumkan daftar pemerintahan baru. Para ahli mengatakan pemerintah Prancis masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk mengajukan rancangan anggaran dan memulihkan stabilitas ekonomi , karena lingkungan yang tidak stabil berisiko mengurangi kepercayaan pasar dan bisnis, sehingga menunda investasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi Prancis.
Bagi Willy Jouie, pemilik bengkel pertukangan di pinggiran kota Rennes, Prancis, gejolak politik baru-baru ini telah menjadi masalah bagi bisnisnya. Lonjakan tajam biaya material dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah. Selain itu, kebijakan manajemen yang terus berubah telah memaksa usaha kecil seperti miliknya untuk mempertimbangkan kembali operasional mereka guna menghindari kerugian.
"Selama masa ketidakpastian ini, kami tidak berinvestasi atau berkembang, melainkan berfokus pada stabilitas. Kami tidak merekrut karyawan baru, dan kami juga mempertimbangkan gaji dan bonus untuk pekerja. Saat ini, buku pesanan kami telah berkurang menjadi hanya dua setengah bulan, atau paling lama tiga bulan, karena pelanggan dan mitra ragu untuk mengeluarkan uang selama periode ini," ujar Willy Jouie, manajer bengkel pertukangan Mulonnière.
"Selama periode ini, kami hampir tidak memiliki proyek konstruksi baru. Pekerjaan utamanya adalah renovasi dan perbaikan. Untuk saat ini, kami harus mempertahankannya seperti ini," ujar Bapak Fabrice Auguin - Carpenter.
Diperkirakan ketidakstabilan politik baru-baru ini telah menyebabkan ekonomi Prancis kehilangan sekitar 0,5 poin persentase pertumbuhan (sekitar 12 - 15 miliar Euro), yang menyebabkan hambatan signifikan pada ekonomi terbesar kedua di Zona Euro.
Dalam situasi ini, kepercayaan bisnis dan rumah tangga menunjukkan tanda-tanda melemah. Rumah tangga meningkatkan tabungan dan mengurangi konsumsi, sementara bisnis menunda rencana investasi.
Survei Bank of France menunjukkan ketidakpastian telah mencapai level tertinggi sejak krisis energi tahun 2022, terutama di sektor industri dan konstruksi. Gubernur Bank of France mengonfirmasi bahwa pertumbuhan ekonomi Prancis pada kuartal ketiga hanya 0,3% dan pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 2025 diperkirakan akan berada di kisaran 0,7%.
Sumber: https://vtv.vn/doanh-nghiep-phap-lo-ngai-ve-moi-truong-kinh-doanh-100251013152614285.htm
Komentar (0)