![]() |
Kepulauan Faroe (baju putih) menciptakan kejutan besar di kualifikasi Piala Dunia 2026. |
Jika seseorang mengatakan bahwa tim sepak bola dengan populasi sekota kecil di Hanoi bisa mengalahkan Republik Ceko dan bermimpi meraih Piala Dunia, banyak orang akan tertawa. Namun, itulah kenyataan yang terjadi di Kepulauan Faroe – sebuah negeri kecil di Atlantik Utara, tempat sepak bola menjadi simbol ketahanan dan ambisi yang luar biasa.
Pada dini hari tanggal 13 Oktober, tim Faroe meraih salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah mereka: mengalahkan Republik Ceko 2-1 di kualifikasi Piala Dunia 2026. Lawan mereka berada 97 peringkat lebih tinggi dari mereka dalam peringkat FIFA, dengan skuad yang terdiri dari pemain-pemain yang bermain di Inggris, Jerman, dan Italia, sementara tim Faroe hanya memiliki pemain paruh waktu—tukang listrik, nelayan, atau guru. Namun, merekalah, dengan semangat pantang menyerah mereka, yang membuat seluruh Eropa angkat topi.
Kemenangan ini juga menandai kemenangan keempat Faroe di babak kualifikasi, termasuk tiga kemenangan beruntun, termasuk kemenangan telak 4-0 atas Montenegro. Pernah dianggap sebagai "tim terbawah", mereka kini hanya terpaut satu poin dari Republik Ceko dan masih memiliki peluang, meskipun tipis, untuk mencapai babak play-off Piala Dunia – sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah sepak bola negara ini.
Ini merupakan perkembangan yang luar biasa bagi tim yang harus bermain di lapangan rumput sintetis dan berlatih di tengah teriknya angin laut. Dari tahun 2009 hingga 2014, Kepulauan Faroe hanya memenangkan dua dari 35 pertandingan internasional mereka, bahkan kalah dari Thailand U21.
Namun, selama 10 tahun terakhir, mereka telah mengubah penampilan mereka secara total: berinvestasi besar-besaran pada lapangan, sistem pelatihan pemain muda, dan program pengembangan pelatih. Federasi Sepak Bola Faroe (FSF) juga telah mendorong klub-klub domestik untuk mempertahankan model semi-profesional, menciptakan kondisi bagi para pemain untuk memiliki karier yang stabil dan berlatih dalam lingkungan yang secara bertahap menjadi profesional.
![]() |
Tim Kepulauan Faroe membuat kejutan saat mengalahkan Republik Ceko. |
Investasi itu membuahkan hasil. Tak hanya tim nasional, tim U-21 Faroe juga memenangkan tiga dari empat pertandingan kualifikasi Euro U-21 mereka, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menjadi contoh nyata bagaimana sebuah negara kecil dapat membangun kebanggaan olahraga melalui sistem yang disiplin, alih-alih hanya berharap pada keajaiban.
Penduduk Faroe berjumlah 55.000 jiwa. Namun di lapangan, mereka menjadi berita utama di seluruh Eropa. Media internasional menyebut ini "pekan paling bersejarah dalam olahraga Faroe", dengan sepak bola—bukan bola tangan atau dayung—menjadi olahraga yang membawa negara kecil ini ke dunia .
Tentu saja, peluang Faroe untuk lolos ke Piala Dunia hanya sekitar 0,1%. Di babak final, mereka harus bertandang ke Kroasia, sang pemuncak klasemen, sementara Republik Ceko hanya perlu mengalahkan Gibraltar—tim terlemah di grup, tanpa poin. Namun, apa pun hasilnya, perjalanan Faroe merupakan kemenangan moral yang luar biasa.
Pernah dianggap sebagai "tim pembelajar", tim Faroe kini telah membuat lawan mereka waspada. Mereka tidak hanya bertahan dengan gigih, tetapi juga menyerang dengan koheren, menekan dengan keras, dan berani bermimpi besar. Di masa-masa ketika sepak bola modern didominasi oleh uang dan ketenaran, kisah tim Faroe – sebuah tim yang terdiri dari para pekerja sederhana – mengingatkan kita bahwa hati dan keyakinan masih menjadi kekuatan terbesar di lapangan.
Kepulauan Faroe mungkin tidak lolos ke Piala Dunia, tetapi mereka telah menyentuh hati para penggemar di seluruh dunia. Meskipun peluangnya hanya 0,1%, mereka meraihnya dengan penuh kebanggaan sebagai negara kecil namun hebat, dalam semangat olahraga.
Sumber: https://znews.vn/doi-bong-ty-hon-khien-chau-au-nga-mu-post1593256.html
Komentar (0)