Menurut Profesor Madya Dr. Tran Thanh Nam (Universitas Pendidikan , Universitas Nasional Hanoi), kunjungan lapangan menghadirkan pengalaman yang benar-benar baru, membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup siswa. Ini termasuk kerja tim, komunikasi, pemecahan masalah, peningkatan kemampuan berpikir, dan menjadi pembelajar yang lebih aktif.
Anak-anak dihadapkan pada beragam lingkungan, yang merangsang kreativitas dan pemahaman mereka tentang dunia melalui berbagai topik, mulai dari hewan hingga tumbuhan, dari sejarah hingga ilmu pengetahuan alam.
"Di dunia yang penuh dengan tekanan belajar yang tinggi, kunjungan lapangan merupakan kesempatan bagi siswa untuk menghilangkan stres, menyeimbangkan kesehatan mental mereka, dan menciptakan banyak kenangan indah untuk memperkuat hubungan antara siswa dan guru. Hubungan yang terjalin sejak usia muda inilah yang dapat membantu siswa tumbuh lebih teguh," kata Bapak Nam.
Profesor Madya, Dr. Tran Thanh Nam.
Kegiatan luar ruangan ke tempat-tempat baru selalu mendorong anak-anak untuk keluar dari zona nyaman mereka, menghadapi tantangan, dan mengatasi rasa takut, seperti takut ketinggian saat menaiki kereta gantung. Ini juga merupakan kesempatan bagus bagi guru untuk membantu anak-anak menghadapi tantangan dengan berani, mengembangkan kemauan, ketahanan, dan kegigihan.
Sebagai contoh, alih-alih menggunakan kereta gantung, dorong anak-anak untuk berjalan kaki. Saat menjumpai aliran sungai, kita harus membimbing anak-anak untuk mengamati aliran air, mencari air yang dangkal, aliran yang aman, dan pijakan yang tidak licin untuk menyeberang. Pengalaman praktis seperti itu akan membentuk keberanian dan ketenangan dalam menghadapi situasi "gunung tinggi dan lembah dalam" dalam kehidupan.
Namun, Profesor Madya Tran Thanh Nam juga memperingatkan bahwa penyelenggaraan perjalanan lapangan selalu membawa potensi risiko keselamatan, terutama bagi siswa muda yang tidak didampingi orang tua untuk pengawasan.
Selain kecelakaan dan cedera di tempat wisata, ada banyak risiko lain seperti kecelakaan lalu lintas di jalan, pencurian barang, pertengkaran dan perkelahian akibat kesalahpahaman, atau keadaan darurat kesehatan lainnya.
Berikut beberapa tips keselamatan yang perlu diingat di setiap perjalanan berkemah.
Pertama, pilihlah lokasi dan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan usia siswa. Tidak hanya memilih lokasi wisata yang tepat untuk menjamin keselamatan, tetapi sekolah juga perlu mempelajari terlebih dahulu tentang medan, iklim, infrastruktur, lalu lintas, dan cuaca untuk mempersiapkan sarana dan peralatan yang sesuai.
Kedua, buat rencana terperinci untuk tur mulai dari jadwal, lokasi, kemungkinan situasi dan tingkat bahaya, serta prosedur manajemen risiko. Selanjutnya adalah mengevaluasi dan memilih penyelenggara wisata yang berpengalaman, terampil dalam mengendalikan dan menyelesaikan situasi darurat, serta menugaskan guru berpengalaman untuk mengawasi.
Ketiga, pastikan perlengkapan keselamatan dibawa, mulai dari pakaian, sabuk pengaman, pelindung kaca depan, senter, dan lain-lain, untuk menjamin keselamatan setiap siswa.
Keempat, pastikan pasokan makanan dan air yang aman. Siapkan dalam jumlah yang cukup dan pastikan asal makanan agar siswa memiliki cukup energi dan kesehatan untuk menyelesaikan perjalanan.
Kelima, tanda-tanda pengenal dan metode komunikasi perlu diajarkan secara menyeluruh kepada setiap siswa. Mereka harus secara teratur diingatkan tentang disiplin, prosedur penanganan ketika bertemu atau menyaksikan teman dalam situasi berisiko, mengingat nomor telepon kontak, metode komunikasi, dan keterampilan untuk mencari bantuan yang tepat.
" Untuk siswa yang lebih tua, kita harus menyepakati prinsip komunikasi rutin untuk memastikan setiap siswa aman dan segera mendapat informasi terbaru tentang situasi darurat sehingga penanggung jawab dan penyelenggara perjalanan lapangan dapat bertindak dengan cepat. Guru juga harus terus memberikan informasi terbaru kepada orang tua selama perjalanan siswa," kata Bapak Nam.
Ibu Nguyen Diep Ha (konsultan psikologi sekolah di Sekolah Menengah Hoan Kiem, Hanoi) mengatakan bahwa melarang anak-anak mengikuti kunjungan lapangan akan merampas kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan alam dan membangun ikatan emosional dengan teman dan guru.
Anak-anak mungkin akan menarik diri, mengisolasi diri dari kelompok, dan menjadi tidak percaya diri. Yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan kesempatan untuk membantu anak-anak mereka memperoleh keterampilan hidup dan keterampilan bertahan hidup yang penting (berenang, keselamatan kebakaran, apa yang harus dilakukan jika tersesat, dll.) sebelum memulai kegiatan di luar ruangan.
INI INI
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber










Komentar (0)