Komisi Eropa (EC) diperkirakan akan memulai konsultasi dengan negara-negara anggota Uni Eropa (UE) mengenai paket sanksi ke-16 terhadap Rusia pada tanggal 14 Januari.
| Komisi Eropa akan memulai konsultasi dengan negara-negara anggota Uni Eropa mengenai paket sanksi ke-16 terhadap Rusia pada tanggal 14 Januari. (Sumber: Getty Images) |
Poland, yang saat ini memegang jabatan presiden Uni Eropa secara bergilir, menginginkan paket sanksi baru diadopsi tepat pada peringatan ketiga pecahnya konflik di Ukraina, khususnya pada tanggal 24 Februari 2025.
Namun, penyusunan paket sanksi baru mungkin menghadapi beberapa kesulitan, karena para diplomat Uni Eropa percaya bahwa Komisi Eropa telah mencapai "batas" tertentu dalam pengambilan keputusan sanksi. Selain itu, penentangan dari negara-negara seperti Hongaria dan Slovakia diperkirakan akan terjadi.
Oleh karena itu, Komisi Eropa juga mempertimbangkan, di antara langkah-langkah lainnya, pembatasan yang memiliki efek serupa dengan sanksi tetapi tidak memerlukan konsensus dalam proses pengambilan keputusan, seperti peningkatan tarif pada produk pertanian tertentu dari Rusia dan Belarus.
Poland, bersama dengan sekelompok negara Skandinavia dan Baltik, telah mengajukan proposal untuk paket sanksi ke-16. Secara khusus, negara-negara ini menyerukan pembatasan impor gas alam dan gas alam cair (LNG) Rusia.
Negara-negara ini juga menginginkan sanksi diperluas ke apa yang disebut "armada bayangan" Rusia, yang terdiri dari kapal-kapal yang dianggap mengangkut minyak Rusia ilegal. Hingga saat ini, paket sanksi ke-15 Uni Eropa, menurut penilaian Uni Eropa, baru memberlakukan sanksi pada 72 dari 600 kapal dalam armada ini.
Selain itu, proposal baru ini juga menyerukan pelarangan kerja sama dengan industri nuklir Rusia.
Sebelumnya, pada tanggal 16 Desember, Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-15 yang bertujuan untuk memerangi celah hukum dan melemahkan kompleks industri militer Rusia.
Sumber: https://baoquocte.vn/eu-chuan-bi-don-trung-phat-moi-doi-voi-nga-de-ky-niem-3-nam-ngay-no-ra-xung-dot-o-ukraine-300572.html










Komentar (0)