Pada tanggal 4 Juli, Rumah Sakit Anak 2 di Kota Ho Chi Minh mengumumkan bahwa mereka baru saja menerima bayi PPK (berusia 1 tahun) dalam kondisi berbahaya karena menelan benda asing.
Sebelumnya, keluarga tersebut mendapati bayi tersebut sedang mengisap peniti. Saat berusaha keras mengeluarkannya, mereka secara tidak sengaja mendorong benda asing tersebut semakin dalam ke tenggorokan sang bayi.
Bayi itu dibawa ke rumah sakit daerah dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Anak 2 pada jam ke-9 setelah kecelakaan.
Di Unit Gawat Darurat, melalui pemeriksaan dan pencitraan endoskopi, dokter menemukan bahwa peniti sepanjang 3 cm telah terlepas dan membentuk huruf L. Ujung jarum yang tajam tersangkut di dinding esofagus, menyebabkan risiko perforasi, perdarahan, dan infeksi yang sangat tinggi.

Dokter dari departemen gastroenterologi, telinga, hidung, dan tenggorokan, serta bedah segera berkonsultasi. Tim melakukan endoskopi, berhasil mengeluarkan benda asing tersebut, dan membantu anak tersebut terhindar dari operasi yang rumit.
Menurut Dr. Nguyen Thi Thu Thuy, Wakil Kepala Departemen Gastroenterologi, benda asing di saluran pencernaan merupakan kecelakaan umum pada anak kecil, terutama selama liburan karena anak-anak lebih banyak berada di rumah dan kurang diawasi.
Benda asing umum yang berbahaya meliputi: baterai kancing, magnet, benda tajam, benda yang berukuran lebih besar dari 2,5 cm untuk anak di bawah usia 5 tahun dan lebih besar dari 5 cm pada anak yang lebih besar.
Bila menduga anak menelan benda asing, keluarga harus segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat sesegera mungkin untuk diperiksa dan diberikan penanganan tepat waktu.
Jangan sekali-kali mencoba mengeluarkan benda asing tersebut karena dapat dengan mudah mendorongnya lebih dalam atau menggores daerah tenggorokan; jangan memaksakan muntah karena dapat menyebabkan benda asing tersebut tersesat di saluran pernapasan atau mengakibatkan tersedak.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/gap-thanh-cong-kim-bang-ghim-vao-thuc-quan-cua-tre-mot-tuoi-post802385.html
Komentar (0)