Pendidikan warisan budaya secara bertahap menjadi bagian penting dari kurikulum di sekolah-sekolah Vietnam. Ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan tentang sejarah dan budaya, tetapi juga tentang menghubungkan generasi muda dengan masa lalu, membangkitkan patriotisme dan kebanggaan nasional. Melalui inisiatif unik, banyak museum dan situs bersejarah telah berhasil mengintegrasikan warisan budaya ke dalam pengajaran, menjadikannya lebih hidup dan mudah diakses oleh kaum muda.
Di Museum Purbakala Kerajaan Hue , program "Pendidikan Warisan Budaya" bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menawarkan perjalanan pengalaman yang menarik. Antara Oktober 2023 dan April 2024, museum ini menyelenggarakan lebih dari 50 program pendidikan warisan budaya untuk hampir 5.000 siswa, menciptakan tempat bermain yang akademis sekaligus menghibur. Permainan kerajaan tradisional seperti Xam Huong, Bai Vu, dan Dau Ho—yang pernah dinikmati oleh bangsawan Dinasti Nguyen—tidak hanya membantu siswa memahami sejarah tetapi juga menghidupkan kembali suasana istana kerajaan kuno. Permainan-permainan ini mengubah ruang belajar menjadi lingkungan yang dinamis dan menarik, menginspirasi peserta dan menanamkan kepada mereka pentingnya melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai warisan budaya.
Pendidikan warisan budaya melalui kunjungan lapangan menciptakan antusiasme bagi siswa. Foto: Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.
Selain itu, Kuil Sastra – Universitas Nasional di Hanoi juga merupakan contoh utama transformasi warisan budaya menjadi lingkungan pembelajaran praktis. Sejak 2018, Kuil Sastra telah menerapkan serangkaian tema pendidikan warisan budaya untuk memperkenalkan siswa pada nilai-nilai budaya Konfusianisme Vietnam. Dengan "Zona Pengalaman Warisan Budaya," siswa tidak hanya mendengarkan cerita sejarah tetapi juga berpartisipasi langsung dalam kegiatan praktis seperti diskusi kelompok dan eksplorasi artefak. Hal ini membantu mereka memperluas pengetahuan dan mengembangkan keterampilan lunak yang penting. Kombinasi teori dan praktik telah membuka metode pendidikan baru, menjadikan warisan budaya sebagai bagian integral dari kehidupan mereka.
Mengundang para perajin dan ahli warisan budaya untuk mengajar secara langsung juga memberikan dampak positif. Di Kuil Sastra – Universitas Nasional, mahasiswa berkesempatan mendengarkan para ahli berbicara tentang nilai-nilai budaya dan artefak berharga yang dilestarikan di situs tersebut. Melalui kisah-kisah inspiratif ini, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang peran warisan budaya dalam kehidupan modern. Pendekatan ini telah menciptakan hubungan antara teori dan praktik, antara buku dan kehidupan, sehingga menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya.
Para siswa mencoba mencetak gambar pola bunga di atas kertas dó tradisional Vietnam, yang mengingatkan pada Kuil Sastra (foto diambil sebelum 27 April 2021). Foto: Surat Kabar Tentara Rakyat
Unsur penting lainnya adalah kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam pendidikan warisan budaya. Di Museum Purbakala Kerajaan Hue, banyak program pendidikan warisan budaya telah menarik tidak hanya siswa tetapi juga orang tua. Melalui kunjungan museum dan pengalaman permainan istana kerajaan, keluarga telah memiliki momen kebersamaan yang berharga, belajar bersama tentang warisan budaya tanah air mereka. Ini juga merupakan cara bagi siswa untuk memperluas pengetahuan mereka sekaligus membantu keluarga dan masyarakat bekerja sama untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang berharga.
Namun, pendidikan warisan budaya di Vietnam masih menghadapi banyak tantangan. Dalam konteks masyarakat modern, dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dan semakin meluasnya budaya modern, mengintegrasikan warisan budaya ke dalam pendidikan membutuhkan perubahan inovatif. Beberapa sekolah telah mulai menerapkan alat digital seperti video, gambar interaktif, dan realitas virtual, membantu siswa mengakses warisan budaya dengan cara yang lebih hidup dan menarik. Ini adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara tradisi dan modernitas, antara warisan masa lalu dan kehidupan masa kini.
Secara keseluruhan, pendidikan warisan budaya melampaui sekadar penyampaian pengetahuan; ia menjadi sebuah perjalanan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya, kebanggaan nasional, dan rasa tanggung jawab terhadap warisan budaya. Upaya dari museum, situs bersejarah, sekolah, dan masyarakat secara bertahap menciptakan generasi siswa yang sangat memahami warisan budaya dan tahu bagaimana menghargai serta melindungi nilai-nilai berharga ini. Warisan budaya bukanlah sekadar kenangan masa lalu yang terlupakan, tetapi fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih cerah.
Dengan keberhasilan awal, pendidikan warisan budaya di Vietnam perlu dipromosikan lebih lanjut, diperluas skalanya, dan diinovasi dalam metodologinya. Perpaduan harmonis antara teori dan praktik, tradisi dan teknologi, serta kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, akan menjadi kunci untuk menjadikan warisan budaya sebagai bagian yang dinamis dari kehidupan sekolah, sehingga menumbuhkan patriotisme pada generasi muda. Warisan budaya, meskipun berasal dari masa lalu, selalu memiliki nilai yang dinamis yang membentuk masa depan.






Komentar (0)