Seminar tersebut menyajikan temuan akademis dari terjemahan karya Ben Tran, yang menerangi periode pasca-ujian di Vietnam melalui lensa gender. Dari munculnya budaya cetak dan jurnalisme hingga partisipasi pembaca perempuan, penelitian tersebut mengungkapkan lanskap sastra modern yang terbentuk di tengah gejolak sosial awal abad ke-20.
"Periode Pasca-Ujian - Maskulinitas dan Estetika Modern di Vietnam Kolonial" karya Assoc. Prof. Dr. Ben Tran (catatan penerjemah) adalah salah satu dari sedikit studi tentang pria dan isu maskulinitas selama periode yang penuh gejolak dalam sejarah Vietnam (1900-1945).

Buku ini menawarkan gambaran yang jelas kepada pembaca tentang transformasi kehidupan budaya dan sastra Vietnam setelah penghapusan sistem ujian kekaisaran. Setelah runtuhnya birokrasi yang didominasi laki-laki, muncul budaya percetakan baru yang terkait erat dengan aksara Vietnam, jurnalisme, dan pembaca yang semakin luas, khususnya dengan munculnya perempuan di dunia sastra.
Buku ini terdiri dari lima bab, masing-masing menyajikan perspektif baru: dari "etnografi melalui pengalaman pribadi" dalam reportase Tam Lang dan Thach Lam; hingga realisme dan estetika modern melalui novel-novel Vu Trong Phung; dari novel sosiologis dan perlawanan terhadap Konfusianisme dalam gaya penulisan Nhat Linh; hingga bagaimana bahasa dan perspektif naratif membentuk gender dalam "Halfway Through Youth " karya Khai Hung; dan akhirnya, persimpangan antara internasionalisme Queer, estetika Vietnam modern, dan semangat anti-kolonial.

Menurut Ibu Dang Thi Thai Ha, yang secara langsung berpartisipasi dalam menerjemahkan buku "Periode Pasca-Ujian - Maskulinitas dan Estetika Modern di Vietnam Kolonial" karya Profesor Madya Dr. Ben Tran, buku tersebut menunjukkan bagaimana budaya percetakan pasca-ujian secara fundamental mengubah wajah sastra Vietnam: aksara nasional, surat kabar, pembaca perempuan, dan penulis pasca-ujian semuanya berbaur untuk menciptakan estetika modern yang khas.
Secara khusus, fokus pada perempuan—baik sebagai pembaca maupun sebagai tokoh sastra—membuka cakrawala baru, mencerminkan ketidakstabilan maskulinitas kolonial dan menandai titik balik bagi sastra Vietnam di awal abad ke-20.

Dalam seminar tersebut, Dr. Doan Anh Duong (Institut Sastra) juga menyatakan bahwa buku Ben Tran membuka pendekatan yang sangat menarik: alih-alih memandang sastra hanya sebagai seni verbal, penulis mengusulkan untuk memandang sastra sebagai bentuk budaya.
Pendekatan ini membantu kita memperluas cakupan penelitian, dengan memandang sastra sebagai sarana untuk memahami sejarah, budaya, dan terutama masyarakat Vietnam itu sendiri.
Buku "Periode Pasca Ujian - Maskulinitas dan Estetika Modern di Vietnam Kolonial" tidak hanya menawarkan perspektif baru tentang nilai-nilai dan memperluas cakupan pemahaman kehidupan budaya Vietnam modern dari sudut pandang global, tetapi juga membuka jalan potensial untuk penelitian tentang Vietnam pada paruh pertama abad ke-20, serta periode sebelum dan sesudahnya.
Sumber: https://congluan.vn/gioi-thieu-ban-dich-cuon-hau-khoa-cu-nam-tinh-va-tham-my-hien-dai-o-viet-nam-thoi-thuoc-dia-10322229.html






Komentar (0)