![]() |
Menteri Keuangan Ho Duc Phoc menyampaikan laporan tersebut. Foto: Pham Kien/VNA |
Pemahaman pertama, Undang-Undang tentang Penanaman Modal Umum tidak mengatur pembatasan terhadap pokok-pokok tugas dan proyek yang menggunakan dana belanja rutin yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pemahaman kedua adalah bahwa semua proyek dengan komponen konstruksi untuk pembangunan baru, renovasi, peningkatan, dan perluasan proyek konstruksi yang diinvestasikan (termasuk kegiatan konstruksi infrastruktur dan fasilitas) dan semua proyek untuk pembelian aset, pembelian dan perbaikan, serta peningkatan peralatan dan mesin (tanpa komponen konstruksi) tunduk pada Undang-Undang Penanaman Modal Publik, sehingga modal investasi publik harus dialokasikan untuk pelaksanaannya. Dengan demikian, semua kegiatan investasi untuk pembangunan baru, renovasi, peningkatan, perluasan, pembelian aset, pembelian dan perbaikan, serta peningkatan peralatan dan mesin harus menggunakan modal investasi publik, harus dimasukkan dalam rencana investasi publik jangka menengah dan tahunan, dan tidak boleh menggunakan dana belanja rutin.
"Jika dipahami dengan cara kedua, hal ini akan menimbulkan masalah, karena kegiatan pembelian, peningkatan, dan perbaikan merupakan kegiatan yang muncul dan beragam, serta seringkali tidak dapat diprediksi, sehingga sulit untuk merencanakan jangka waktu 5 tahun," ujar Menteri Ho Duc Phoc.
Oleh karena itu, Pemerintah mengajukan kepada Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk dipertimbangkan dan dijelaskan secara tertulis mengenai peraturan ini guna menyamakan pemahaman dalam organisasi pelaksanaannya, terutama memperjelas boleh atau tidaknya menggunakan dana APBN yang rutin yang dialokasikan setiap tahunnya untuk melaksanakan pembangunan, peningkatan, renovasi, perluasan, pembelian, dan perbaikan aset publik.
![]() |
Suasana pertemuan. Foto: Pham Kien/VNA |
Saat menyampaikan laporan peninjauan, Ketua Komite Keuangan dan Anggaran Majelis Nasional Le Quang Manh mengatakan bahwa lembaga peninjau yakin bahwa isi dalam Klausul 1, Pasal 6 Undang-Undang tentang Investasi Publik adalah untuk mengklasifikasikan proyek investasi publik, bukan bermaksud melarang penggunaan sumber modal lain untuk pembelian, perbaikan kecil, pemeliharaan, dan perbaikan.
"Ketentuan undang-undang ini sudah jelas, tetapi untuk menjawab kekhawatiran Pemerintah tentang pemahaman ketentuan ini, Komite Tetap Komite Keuangan dan Anggaran sepakat untuk menyerahkan isi undang-undang ini kepada Komite Tetap Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan diberi tanggapan," ujar Ketua Komite Keuangan dan Anggaran.
Oleh karena itu, Komite Keuangan dan Anggaran mengusulkan untuk menegaskan dengan jelas: Klausul 1, Pasal 6 Undang-Undang tentang Investasi Publik menetapkan klasifikasi proyek investasi publik, tidak membatasi (tidak melarang) penggunaan sumber modal lain untuk merenovasi dan meningkatkan proyek konstruksi investasi untuk perbaikan dan pembelian aset dan peralatan.
Terkait formulir tersebut, lembaga pemeriksa mengusulkan dua opsi. Opsi 1 adalah Komite Tetap Majelis Nasional menerbitkan Resolusi yang menjelaskan undang-undang tentang isi di atas. Opsi 2 adalah menerbitkan dokumen yang memberitahukan pendapat akhir Komite Tetap Majelis Nasional atas pengajuan Pemerintah.
Terkait dengan penggunaan dana rutin untuk proyek-proyek peningkatan, renovasi, dan perbaikan pekerjaan serta peralatan, Komisi Keuangan dan Anggaran menyampaikan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan mengusulkan agar Pemerintah mengarahkan kementerian dan lembaga untuk mengkaji dan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan agar memiliki peraturan dan petunjuk penggunaan dana rutin dari APBN guna menjamin kejelasan, ketelitian, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan menghindari penyalahgunaan demi terwujudnya pelaksanaan yang terpadu.
Setelah 1,5 hari, Sidang ke-29 Komite Tetap Majelis Nasional telah merampungkan isinya. Menutup sidang, Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue menilai bahwa sidang rutin pertama Komite Tetap Majelis Nasional tahun 2024 difokuskan pada pemberian pendapat mengenai isi persiapan Sidang Luar Biasa ke-5 Majelis Nasional. Isinya pada dasarnya telah disiapkan, memenuhi persyaratan penyelesaian dan diserahkan kepada Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan diputuskan. Ketua Majelis Nasional meminta Sekretaris Jenderal dan Kepala Kantor Majelis Nasional untuk segera menerbitkan Surat Pemberitahuan Penutupan Sidang Komite Tetap Majelis Nasional.
Sumber
Komentar (0)