Para pengunjuk rasa, yang menanggapi seruan kelompok sayap kiri yang berkumpul di Berlin, mengangkat spanduk bertuliskan "Negosiasi! Tidak ada senjata!", "Tidak untuk perang", dan " Pasifisme tidaklah naif." Beberapa juga membawa spanduk anti-Amerika.
Salah satu tuntutan utama mereka adalah agar Jerman berhenti mengirim senjata ke Ukraina, yang mendesak Jerman dan negara-negara Barat secara umum untuk meningkatkan pasokan senjata guna memerangi Rusia.
Poster-poster yang terlihat dalam foto ini antara lain seruan "perdamaian dengan Rusia", seruan agar Jerman menarik diri dari NATO, dan satu poster bertuliskan "kemarin Hiroshima, besok Euroshima?". Foto: PA/DW
Protes itu terjadi seminggu sebelum kunjungan kenegaraan pertama oleh seorang presiden AS ke negara Eropa Barat tersebut sejak mantan Presiden Ronald Reagan berkunjung pada tahun 1985.
Tn. Joe Biden juga diperkirakan akan bertemu dengan sekutu Ukraina untuk membahas dukungan militer bagi negara tersebut, di pangkalan militer AS di Ramstein, Jerman barat.
Pemimpin sayap kiri Sahra Wagenknecht, yang menghadiri demonstrasi di Berlin, telah lama menyerukan diakhirinya pasokan senjata ke Kiev dan menentang rencana AS untuk menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Jerman merupakan penyumbang bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina setelah Amerika Serikat, tetapi berencana untuk mengurangi separuh anggaran bantuannya tahun depan.
Sikap anti-NATO dan anti-bantuan Wagenknecht telah berkontribusi terhadap kinerja kuat partainya dalam tiga pemilihan negara bagian Jerman timur baru-baru ini, termasuk memenangkan 12% suara di negara bagian Brandenburg.
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk yang menuduh NATO melakukan "genosida" di Ukraina timur dan Gaza. Foto: PA/DW
Sementara itu, partai sayap kanan Alternative für Deutschland (AfD) juga mengguncang politik Jerman pada bulan September ketika memenangkan pemungutan suara di negara bagian timur Thuringia dan berada di posisi kedua di negara bagian tetangga Saxony.
Platform AfD menentang pencari suaka, multikulturalisme, dan Islam, tetapi juga didasarkan pada kritik terhadap kebijakan Kanselir Olaf Scholz yang memberikan dukungan tanpa syarat terhadap Ukraina.
Para pemimpin negara bagian Saxony dan Brandenburg, tempat AfD berada di posisi kedua, serta pimpinan partai konservatif di Thuringia, yang telah menyerukan gencatan senjata di Ukraina, diperkirakan akan mengemukakan pandangan mereka secara resmi dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan di surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung pada hari Jumat.
Mereka mengatakan upaya diplomatik oleh Jerman dan Uni Eropa sejauh ini "terlalu bimbang", dan mendesak pemerintah di Berlin untuk duduk bersama Rusia di meja perundingan.
Perdamaian (menurut AFP, CNA)
Komentar (0)