
Program tersebut dihadiri oleh 300 keluarga prajurit yang gugur, bersama dengan lebih dari 1.500 anggota serikat pemuda, kaum muda, dan anak-anak dari Hanoi.
Ini adalah kesempatan bagi generasi muda Hanoi untuk memberi penghormatan kepada generasi yang lebih tua yang telah mengabdikan dan mengorbankan diri mereka untuk kemerdekaan dan kebebasan Tanah Air. Meskipun mereka telah gugur, nama, cita-cita, dan prestasi mereka tetap hidup di hati bangsa, menjadi simbol abadi bersama negara.

Acara dibuka dengan pertunjukan tari yang menggugah berjudul "Gema Tanah Air," yang merekonstruksi perjuangan masa lalu yang berat namun mulia dan membanggakan. Ini juga menandai awal penghormatan mendalam dari pemuda Hanoi kepada para martir heroik dan ibu-ibu Vietnam yang heroik. Dalam suasana khidmat Museum Sejarah, para anggota pemuda mendengarkan kisah-kisah otentik dari saksi sejarah seperti musisi Truong Quy Hai dan jurnalis Phung Huy Thinh, yang telah secara langsung mengalami kobaran api perang, berbagi cerita tentang cita-cita dan pengorbanan mulia generasi sebelumnya.

Secara khusus, program ini telah mempersembahkan hampir 300 potret prajurit gugur yang telah direstorasi secara digital kepada keluarga mereka. Ini adalah hasil dari proyek "Restorasi Foto Prajurit Gugur" yang dilaksanakan oleh Persatuan Pemuda Hanoi sejak tahun 2024. Hingga 12 Desember 2025, proyek ini telah menyelesaikan 659 potret, bekerja sama dengan Grup Bunga Merah dan Skyline. Foto-foto hitam putih, yang telah termakan oleh berjalannya waktu, dengan banyak yang hanya mempertahankan beberapa detail, telah direstorasi, dengan jelas menciptakan kembali potret para prajurit gugur untuk dipersembahkan kepada keluarga mereka. Dalam waktu mendatang, Persatuan Pemuda Hanoi berencana untuk terus merestorasi lebih dari 400 potret prajurit gugur untuk dipersembahkan kepada keluarga mereka. Ini juga merupakan upaya pemuda Hanoi untuk menerapkan teknologi guna membawa kembali para prajurit gugur kepada keluarga mereka dalam bentuk aslinya.

Dalam pidatonya di acara tersebut, Wakil Ketua Komite Front Tanah Air Hanoi dan Sekretaris Persatuan Pemuda Hanoi, Nguyen Tien Hung, menegaskan bahwa proyek pemugaran potret para prajurit yang gugur merupakan perjalanan rasa syukur, tanggung jawab, dan cinta kepada Tanah Air. Dengan energi muda, kreativitas, dan hati yang penuh semangat, pemuda Hanoi sedang melakukan perjalanan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, sehingga nyala api masa lalu yang gemilang akan selalu menjadi cahaya penuntun bagi masa depan. Pemuda Hanoi saat ini berjanji untuk mengikuti jejak para leluhur mereka, secara aktif menjadi sukarelawan, berkontribusi, membangun, dan melindungi Tanah Air yang lebih kuat dan makmur; dan untuk terus menulis halaman emas sejarah bangsa di era baru, era kemajuan nasional.
Tindakan mengembalikan potret kepada kerabat tidak hanya berkontribusi pada pelestarian ingatan sejarah tetapi juga menunjukkan kepedulian generasi muda di Hanoi terhadap pengorbanan leluhur mereka. Banyak keluarga prajurit yang gugur mengatakan bahwa menerima potret yang telah dipulihkan memiliki makna khusus. Setiap foto yang diberikan bukan hanya potret; itu mewakili kepulangan, momen sakral reuni antara orang-orang terkasih yang telah meninggal dan mereka yang masih hidup.
Selama acara tersebut, banyak kisah mengharukan yang dibagikan. Di antaranya, potret martir Bui Dinh Sau (dari komune Phuc Loc, yang meninggal pada tahun 1979) diserahkan kepada keluarganya pada malam tanggal 12 Desember, hanya satu hari sebelum keluarga membawa jenazahnya dari Selatan kembali ke kampung halamannya. Kebetulan ini terasa seperti takdir yang sakral, membuat momen menerima kenangan almarhum menjadi lebih emosional dari sebelumnya.
Potret martir Dang Xuan Dao (warga distrik Khuong Dinh, meninggal tahun 1970) juga dikembalikan kepada keluarganya, memberikan kesempatan kepada putrinya, yang belum pernah bertemu ayahnya dan satu-satunya kenangan yang dimilikinya adalah foto lama mereka berdua yang sudah pudar, untuk melihat wajah tercintanya dengan jelas setelah lebih dari setengah abad.
Momen-momen ini mengubah program tersebut dari sekadar upacara ucapan terima kasih menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, sebuah ikatan emosional yang mendekatkan sejarah dengan generasi muda saat ini.
Program "Perjalanan Menuju Keabadian - Dari Kenangan Menuju Aspirasi" bukan hanya penghormatan dari generasi muda kepada para sesepuh, tetapi juga kegiatan politik yang berkontribusi pada pendidikan cita-cita revolusioner, etika, dan gaya hidup budaya bagi kaum muda Hanoi. Ini juga merupakan tindakan praktis untuk mengkonkretkan Resolusi Kongres Persatuan Pemuda Hanoi ke-17 sejak awal masa jabatan, yang menegaskan aspirasi kaum muda dalam melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai tradisional bangsa yang luhur; dan pada saat yang sama, mempelopori integrasi transformasi digital dan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam kegiatan organisasi Persatuan Pemuda, menciptakan efek domino yang kuat di masyarakat.
Sumber: https://baotintuc.vn/thoi-su/hanh-trinh-bat-tu-tu-ky-uc-den-khat-vong-lan-toa-gia-tri-tri-an-cong-hien-cua-tuoi-tre-thu-do-20251212222912322.htm






Komentar (0)