"Perlawanan tidak bisa tidak ditanggapi. Ini sudah pasti," kata pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dalam sebuah pidato.
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah berbicara di televisi 8 April 2024. Foto: REUTERS/ Mohamed Azakir
Serangan Israel di wilayah selatan Beirut menewaskan Fuad Shukr, kepala operasi militer Hizbullah, bersama dengan seorang penasihat militer Iran dan lima warga sipil.
Kematian Shukr merupakan pukulan paling serius bagi Hizbullah dalam hampir dua dekade dan mengancam akan mendorong perang balasan di perbatasan selatan Lebanon, paralel dengan perang di Gaza, menjadi konflik regional yang lebih besar.
Hanya beberapa jam setelah kematian Shukr, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di ibu kota Iran, Teheran, dalam serangan yang diyakini dilakukan oleh Israel tetapi Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.
"Kami mencari respons yang nyata, bukan respons yang dibuat-buat, dan peluang yang nyata. Respons yang diperhitungkan dengan matang," tegas Nasrallah.
Ia mengatakan serangan Israel terhadap Beirut dan Teheran, bersama dengan serangan AS di provinsi selatan Baghdad, dalam beberapa jam menunjukkan konflik telah memasuki fase baru perang regional di berbagai front.
Nasrallah mengatakan beberapa negara telah meminta kelompoknya untuk membalas dengan cara yang "dapat diterima" atau tidak membalas sama sekali. Ia mengutuk upaya tersebut dan mengatakan responsnya akan sebanding dengan serangan Israel terhadap sebuah bangunan sipil di pinggiran ibu kota.
Nasrallah juga mengatakan bahwa operasi rutin terhadap Israel akan terus berlanjut dan pembalasan atas kematian Shukr akan dilakukan kemudian. Ia menyimpulkan bahwa: "Tidak akan ada solusi lain selain menghentikan serangan terhadap Gaza."
Hong Hanh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/hezbollah-the-dap-tra-dut-khoat-viec-israel-giet-chet-chi-huy-hang-dau-post305932.html
Komentar (0)