Pelatih U-23 Indonesia tak salahkan anak didiknya
Timnas U-23 Indonesia gagal mempertahankan gelar juara Asia Tenggara di kandang sendiri setelah kalah dari Timnas U-23 Vietnam di final di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan skor 0-1. Satu-satunya gol gelandang Nguyen Cong Phuong memupuskan impian Timnas U-23 Indonesia untuk kembali meraih gelar juara setelah penantian selama 6 tahun.
Usai pertandingan, pelatih Gerald Vanenburg menegaskan bahwa pemain Indonesia U-23 tidak bisa disalahkan, karena seluruh tim sudah berusaha keras, tetapi Timnas U-23 Vietnam lah tim yang lebih efektif.

U.23 Indonesia (baju putih) tumbang di final melawan U.23 Vietnam
FOTO: DONG NGUYEN KHANG
"Saya rasa pertandingan ini sulit bagi U-23 Indonesia. Kami punya peluang mencetak gol, tetapi kemudian kebobolan gol lewat situasi bola mati. Namun, saya yakin para pemain Indonesia telah bermain sebaik mungkin. Mereka bekerja keras. Saya bangga dengan para pemain. Ya, kami memang kalah, tetapi sepak bola memang harus menang dan kalah. Sekarang saatnya bagi U-23 Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen berikutnya," tegas Bapak Vanenburg.
Saat ditanya apakah pemain U.23 Indonesia mengoper bola terlalu pendek sehingga memperlambat tempo permainan, alih-alih bermain panjang untuk mempercepat permainan dan memberikan tekanan, pelatih Vanenburg setuju dan mengatakan seharusnya para pemain bermain lebih cepat dan lebih langsung.
"Itu juga yang membuat saya kurang puas. Itulah mengapa saya melakukan pergantian pemain. Bola harus dibawa ke depan. Meskipun pemain U-23 Vietnam sudah berusaha, itu tidak mudah karena kami melewatkan banyak peluang. Kami juga berusaha menghindari peluang bagi U-23 Vietnam untuk melancarkan serangan balik berbahaya," tambah Bapak Vanenburg.
Apa yang dikatakan pelatih Kim Sang-sik tentang handuk putih yang dilambaikan asistennya di akhir pertandingan?
U.23 Indonesia mencoba bangkit
"Timnas U-23 Indonesia perlu kembali ke performa terbaik dan bermain di level yang lebih tinggi. Saya rasa para pemain sudah berusaha sebaik mungkin, jadi saya puas dengan mereka, dan kami akan kembali di pertandingan berikutnya," ujar pelatih Gerald Vanenburg kepada para pemainnya.
Setelah 5 pertandingan di turnamen U-23 Asia Tenggara, U-23 Indonesia menang atas U-23 Brunei (8-0), U-23 Filipina (1-0), imbang melawan U-23 Malaysia (0-0), menang atas U-23 Thailand melalui adu penalti di semifinal setelah bermain imbang 1-1, dan kalah dari U-23 Vietnam di final. Kesamaan dari pertandingan-pertandingan sulit ini adalah U-23 Indonesia hanya mencetak sedikit gol. Setelah kemenangan atas U-23 Brunei, anak-anak asuh Pak Vanenburg hanya mencetak 2 gol dalam 4 pertandingan.

U.23 Vietnam menang berkat keberanian lebih
FOTO: DONG NGUYEN KHANG
Kami masih perlu menemukan cara untuk mencetak lebih banyak gol. Kami punya banyak peluang, tetapi mencetak gol selalu sulit. Saya yakin rencana dan penampilan tim U-23 Indonesia cukup bagus, tetapi dalam sepak bola, kita harus mencetak gol. Kami tahu kami tidak mencetak banyak gol di menit-menit akhir. Itu benar. Tetapi para pemain telah memberikan segalanya. Saya akan berbicara langsung dengan mereka. Saya tidak pernah menjelek-jelekkan pemain saya. Kita menang bersama, kita kalah bersama. Jadi, tidak adil menyalahkan para pemain.
Sebagai Juara Asia Tenggara U.23, Vietnam U.23 dianugerahi total 2 miliar VND oleh VFF.
Kami perlu meningkatkan diri, dan saya yakin tim ini memiliki kualitas yang cukup untuk berkembang. Mengenai SEA Games, mereka (pejabat sepak bola Indonesia) mengatakan bahwa itu bukan tugas saya. Saya tidak ditunjuk untuk memimpin tim U-23 Indonesia di turnamen ini. Saya ditugaskan untuk kualifikasi U-23 Asia, jadi saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menang," pungkas Bapak Vanenburg.
Source: https://thanhnien.vn/hlv-u23-indonesia-toi-khong-noi-xau-hoc-tro-khong-do-loi-va-khong-theo-doi-den-sea-games-33-185250730001257083.htm






Komentar (0)