Menurut statistik dari situs transfer Transfermarkt, tim Indonesia adalah yang termuda di Piala AFF 2024 dengan rata-rata usia 21 tahun. Sementara itu, tim di bawahnya adalah tim Laos dengan rata-rata usia 23,1 tahun. Namun, dalam pertandingan kedua tim di babak kedua Grup B, pelatih Ha Hyeok Jun juga menggunakan susunan pemain resmi dengan 11 pemain Laos dengan rata-rata usia 22,5 tahun. Angka ini di pihak Indonesia adalah 21,3 tahun.
Dengan demikian, Indonesia tidak dapat menjelaskan bahwa hasil imbang 3-3 mereka dengan Laos disebabkan oleh tim ini yang "penuh dengan pemain muda". Di starting line-up, Laos hanya memiliki satu pemain kelahiran sebelum tahun 2000, Khochalern. Gelandang berusia 29 tahun ini merupakan pemain veteran yang langka di tim sejuta gajah.
Pelatih Shin Tae-yong tampil menyedihkan menghadapi tim Laos.
Sebelum turnamen dimulai, Soukaphone Vongchiengkham dan Phithack Kongmathilath, dua bintang lama Laos, telah tereliminasi. Federasi Sepak Bola Laos juga menurunkan skuad yang berisi banyak pemain kelahiran tahun 2004 atau setelahnya, seperti Damoth Thongkhamsavath, yang berdarah Vietnam; Phetdavanh Somsanid, bek tengah yang meninggalkan kesan kuat dalam dua pertandingan melawan Vietnam dan Indonesia.
Patut dicatat, striker Peeter Phanthavong mencetak gol penyeimbang yang mengubah skor menjadi 3-3, lahir pada tahun 2006. Ia dianggap sebagai keajaiban sepak bola Laos ketika bermain profesional di usia 16 tahun. Musim ini, ia mencetak 13 gol dan 2 assist di kejuaraan nasional Laos hanya dalam 7 pertandingan. Panyavong - pemain yang mencetak gol pembuka melawan Indonesia - lahir pada tahun 2007 dan ia juga mencetak rekor sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala AFF 2024.
Bahkan kapten penyerang Bounphachan Bounkong lahir pada tahun 2000 tetapi telah bermain untuk tim nasional selama hampir 7 tahun.
Berbeda dengan Laos, Indonesia justru menurunkan tim muda, tetapi tetap diperkuat bintang-bintang yang baru bermain di kualifikasi Piala Dunia, seperti Rafael Struick (2003), Marselino Ferdinan (2004), Muhammad Ferrari (2003), atau Donny Tri Pamungkas (2005). Bertentangan dengan ekspektasi para penggemar, Indonesia bisa dibilang beruntung lolos dari kekalahan melawan tim Laos yang penuh semangat.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/hoa-lao-cay-dang-hlv-shin-tae-yong-het-bao-bien-indonesia-chi-co-cau-thu-tre-ar913560.html
Komentar (0)