Setiap Senin pagi, 42 siswa dari Desa Kon Ktu membawa barang-barang mereka ke Sekolah Menengah Dak Ruong. Selain tas sekolah, mereka juga harus membawa pakaian dan beberapa kilogram beras, rebung, dll., yang cukup untuk kebutuhan sekolah selama 6 hari.
Menurut Bapak Doan Van Thoai, Kepala Sekolah Menengah Pertama Dak Ruong, pada tahun 2020, jembatan gantung di atas Sungai Dak Bla yang menghubungkan Desa Kon Ktu dengan pusat kecamatan Dak Ruong tersapu banjir. Sejak saat itu, siswa di Desa Kon Ktu terpaksa menempuh perjalanan memutar lebih dari 14 km untuk sampai ke sekolah. Awalnya, orang tua harus mengantar anak-anak mereka ke sekolah setiap hari, yang sangat sulit. Menyadari bahwa perjalanan jauh akan memengaruhi kualitas belajar dan jumlah siswa, pihak sekolah mengadakan pertemuan orang tua dan mengusulkan rencana agar kelompok siswa ini dapat makan dan tinggal di sekolah untuk memfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Pada awal minggu, siswa di desa Kon Ktu membawa beras dan makanan ke sekolah.
Melalui proses mobilisasi, pihak sekolah telah meyakinkan semua orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di pusat komunitas dan menugaskan orang tua untuk datang dan menjaga mereka setiap minggu. Karena mereka belum menyiapkan makanan dan akomodasi untuk para siswa, pihak sekolah terpaksa meminjam fasilitas dari Pusat Pendidikan Berkelanjutan distrik agar para siswa memiliki tempat tinggal pada awalnya. Beberapa bulan kemudian, distrik mengalokasikan sebagian anggaran sekolah untuk membangun asrama bagi para siswa. Sejak saat itu, kelompok siswa ini telah dipindahkan untuk tinggal di sekolah, dan orang tua tidak perlu lagi datang dan menjaga anak-anak mereka, melainkan menyerahkan pengelolaan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
Awalnya, ketika siswa tetap bersekolah, orang tua menyumbang apa pun yang mereka miliki. Melihat makanan yang mereka makan sedikit, para guru sekolah mengambil sebagian gaji mereka untuk membantu mereka. Setelah itu, para guru mengunggah makanan yang mereka makan di media sosial untuk meminta bantuan.
Mengetahui situasi ini, proyek "Nuoi em" dari kelompok relawan Niem Tin mensponsori makanan untuk siswa di Desa Kon Ktu dengan anggaran 17.000 VND/hari/anak. Mulai sekarang, kualitas makanan anak-anak terjamin.
Guru Dat membimbing siswa desa Kon Ktur dalam memasak
Bapak Nguyen Van Dat (guru sejarah) selaku pengelola dan pengasuh langsung kelompok siswa asrama di Desa Kon Ktu mengatakan bahwa pada awalnya, menyambut siswa untuk makan dan menginap di sekolah menghadapi banyak kesulitan. Sementara itu, para siswa merupakan etnis minoritas yang belum terbiasa dengan lingkungan komunal, sehingga aktivitas sehari-hari serta kebersihan diri dan kebersihan di tempat mereka makan dan tinggal belum terjamin. Para guru bahkan harus mengeluarkan uang untuk membeli sikat gigi, handuk, sabun, dan lain-lain bagi para siswa.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)