Terlepas dari kontroversi etika, industri AI yang 'menghidupkan kembali' orang mati tetap populer di Tiongkok.
Pada pertengahan Desember 2023, berita tentang seorang ayah yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghidupkan kembali putra satu-satunya yang meninggal karena sakit, menarik perhatian luas dari warganet Tiongkok.
Artikel ini menggambarkan bagaimana, di sebuah pemakaman di provinsi Zhejiang, seorang pria meletakkan ponselnya di atas sebuah makam dan memutar rekaman kata-kata yang belum pernah diucapkan putranya semasa hidupnya, yang dihidupkan oleh kecerdasan buatan (AI).
"Aku tahu Ayah menderita setiap hari karena aku, merasa bersalah dan tak berdaya. Meskipun aku tidak bisa bersamamu, jiwaku tetap berada di dunia ini, menemanimu sepanjang hidupmu," kata suara di telepon itu.
Berkat teknologi AI, warga Tiongkok kini dapat mengobrol langsung dengan kerabat mereka yang telah meninggal. (Foto: Guangzhou Daily)
Menurut Chinese Financial Review , ini adalah produk berbasis AI yang dapat menciptakan kembali gambar, suara, ucapan, perilaku, dan bahkan kepribadian serta emosi orang yang telah meninggal. Produk ini disebut sebagai "pendamping digital" atau "keabadian digital AI".
Zhang Zewei, pendiri perusahaan kecerdasan buatan Super Brain yang berbasis di Shanghai, percaya bahwa industri ini benar-benar berkembang pesat di Tiongkok.
Pak Truong mengatakan bahwa sejauh ini, perusahaan telah menyelesaikan lebih dari 600 pesanan, sebagian besar dari orang tua yang telah kehilangan anak-anak mereka. Bahkan ada pesanan yang meminta kebangkitan mantan pacar seorang wanita lanjut usia. Selain mendengar suara, pelanggan juga dapat melakukan panggilan video dengan orang-orang yang wajah dan suaranya telah didigitalisasi untuk meniru orang yang telah meninggal.
Menurut sebuah laporan tentang perkembangan industri kecerdasan buatan generasi berikutnya (AIGC), China saat ini memiliki 2.200 perusahaan AIGC, yang sebagian besar berlokasi di kota-kota besar seperti Beijing, Zhejiang, Jiangsu, dan Shandong.
Meskipun berteknologi tinggi, biaya per pesanan tidak terlalu mahal. Zhang Zewei mengungkapkan bahwa Super Brain mengenakan biaya antara 10.000 dan 20.000 yuan (34 hingga 68 juta VND) per pesanan, yang diselesaikan dalam waktu 20 hari.
Sementara itu, beberapa perusahaan teknologi lain di Tiongkok mengiklankan bahwa mereka dapat "menghidupkan kembali" orang mati hanya dengan 30 detik data gambar dan suara. Gambar 3D yang digunakan akan menciptakan perasaan berada bersama orang-orang terkasih, membantu meringankan sebagian kesedihan.
Beberapa pemakaman di Tiongkok kini menggunakan perangkat lunak ChatGPT dan teknologi peniruan suara AI untuk "merekonstruksi" jenazah orang-orang yang dimakamkan di sana. Ribuan orang telah menggunakan layanan ini.
Percakapan antara seorang pemuda dan versi AI dari neneknya yang telah meninggal menjadi viral di media sosial. Percakapan tersebut membahas rencana pulang kampung untuk Tahun Baru Imlek untuk menemuinya. (Foto: UDN)
Namun, ada kekhawatiran bahwa maraknya layanan "kebangkitan" dan produk terkait dapat menimbulkan dilema etika yang serius. Informasi tentang orang yang telah meninggal akan menjadi sasaran empuk bagi penipu. Mereka dapat memberikan data AI tentang orang yang telah meninggal dan kemudian menyamar sebagai paranormal untuk "berkomunikasi dengan roh."
Selain itu, penggunaan informasi pribadi orang yang telah meninggal juga merupakan isu sensitif. Banyak orang percaya bahwa hanya karena seseorang telah meninggal, tidak ada yang berhak mengungkapkan informasi pribadi mereka, bahkan jika orang tersebut adalah anggota keluarga.
Trang Vy (Menurut caijing )
Sumber






Komentar (0)