Bapak Do Dinh Nam (25 tahun, Dien Xa, Nam Truc, Nam Dinh ) berkomentar seperti itu tentang profesi pembuat pohon bonsai.
Meskipun usianya masih muda, Nam telah menekuni profesi ini selama lebih dari 7 tahun. Menurut Nam, ia lahir dan besar di sebuah desa bonsai ternama, dan kecintaannya pada bonsai telah mengalir dalam darahnya sejak kecil. Namun, ia baru memutuskan untuk menekuni hobinya tersebut setelah lulus SMA.
Guru pertamanya adalah ayahnya, Nam memulai dengan memangkas daun dan melakukan pekerjaan serabutan untuk ayahnya. Hanya beberapa bulan kemudian, Nam mampu menciptakan produk bonsai yang berharga sendiri.
“Pohon bonsai pertama yang saya buat berasal dari pohon bambu. Saya membeli bambu kosongnya saja seharga puluhan ribu dong. Namun, setelah beberapa tahap pembentukan, pohon-pohon ini memiliki jiwa dan nilainya meningkat berkali-kali lipat. Beberapa pohon bahkan bernilai hingga satu juta dong,” ujar Bapak Nam.
Mulai mendapatkan penghasilan pertamanya dari hasratnya, Pak Nam semakin bersemangat dengan pekerjaannya, bertekad untuk terus menjelajah dan belajar. Dari pohon-pohon kecil yang bernilai rendah, Pak Nam mampu menghasilkan pohon-pohon yang lebih besar, bernilai ratusan juta hingga miliaran VND.
Dari hasil penjualan produk bonsai, Pak Nam memiliki penghasilan yang cukup tinggi dan stabil.
Di halaman seluas 100m2 yang disebut oleh Bapak Nam sebagai "Rumah Taman Thanh Nam", dipajang beraneka ragam pohon bonsai mulai dari belimbing, cemara, ara, pinus la han... yang semuanya merupakan hasil karya Bapak Nam sendiri.
Tak puas dengan kecintaannya pada taman kecilnya, beberapa tahun terakhir ini, Pak Nam mulai memamerkan karya-karyanya sendiri di media sosial. Tak disangka, banyak orang dengan minat yang sama menyambut dan memesannya. Pak Nam kini memiliki sumber penghasilan tetap tambahan dari profesinya membentuk pohon bonsai.
"Pekerjaannya cukup padat, setiap sesi penjualan langsung, saya bisa mendapatkan rata-rata 5 hingga 10 juta VND. Dari sana, setiap bulan saya bisa mendapatkan sekitar 50 juta VND dari penjualan produk bonsai. Jumlah uang yang cukup besar, cukup untuk memenuhi hasrat saya dan kebutuhan pribadi keluarga," ujar Bapak Nam.
Karya bonsai meningkat nilainya berkali-kali lipat setelah melewati tangan penata gaya.
Menurut Pak Nam, saat ini banyak anak muda seperti dirinya yang memilih membuat bonsai sebagai profesi untuk mencari nafkah, karena jika memang mencintai dan menekuninya, profesi ini bisa memberikan penghasilan yang cukup lumayan.
Sementara itu, sebagai seseorang yang telah bekerja sebagai desainer pohon bonsai selama lebih dari 10 tahun, Bapak Vu Minh Phuc (35 tahun, Dien Xa, Nam Truc, Nam Dinh) mengatakan bahwa baginya, pekerjaan desainer pohon bonsai bukan hanya untuk "mencari nafkah" tetapi juga untuk memuaskan hasratnya yang besar.
Sebuah karya bonsai mini di taman Tuan Nam.
"Setiap karya bonsai yang tercipta sejak masih liar dan rimbun adalah hasrat sang perajin. Hujan atau cerah, sedih atau senang, kita berteman dengan pohon. Membentuk, mengagumi, dan memangkas hingga pohon menjadi karya yang indah adalah hadiah yang tak ternilai. Setiap kali saya mendapatkan hasil karya yang memuaskan, saya bisa sampai susah tidur dan makan, memikirkan dan membicarakannya sepanjang hari," kata Bapak Phuc.
Profesi bonsai mendatangkan penghasilan yang baik.
Menurut Bapak Phuc, beberapa tahun yang lalu, bonsai yang indah dapat membantu orang seperti dirinya membangun rumah dan membeli mobil. Membentuk bonsai sungguh mendatangkan penghasilan yang baik baginya dan orang lain di desa kerajinan bonsai.
Berbicara tentang proses pembuatan bonsai dari awal hingga akhir, Bapak Phuc mengatakan bahwa perajin harus memilih embrio dan jenis pohon. Pada tahap ini, pohon-pohon abadi dengan batang kasar dan batang melengkung yang unik akan diprioritaskan. Selanjutnya, perajin akan memberikan ide, memangkas cabang, dan menggunakan kawat baja untuk membentuk pohon.
Semakin banyak anak muda yang memilih menjadi desainer bonsai.
Tahap terakhir adalah penyelesaian pohon, yang juga merupakan tahap terpanjang. Pekerja harus menunggu waktu yang tepat, mulai dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun, untuk membentuk pohon sesuai keinginannya. Setelah beberapa kali proses tersebut, bentuk pohon akan stabil, selesai, dan siap dipasarkan.
“Menciptakan sebuah karya seni itu tidak mudah. Butuh banyak waktu. Kalau tidak bersemangat, ya tidak akan bisa,” kata Bapak Phuc.
Karena efisiensi ekonomis dari pembentukan bonsai, dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang di komunitas Dien Xa dan sekitarnya mulai mengeksplorasi dan mengembangkan profesi ini, banyak di antaranya telah dianugerahi gelar pengrajin. Orang-orang di sini sering menyebutnya profesi: "Mengubah gairah, daun, dan tanah menjadi uang".
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)