Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Bagaimana reaksi Israel-Hamas terhadap resolusi PBB?

Báo Quốc TếBáo Quốc Tế23/12/2023

[iklan_1]
Pada saat yang sama, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa kampanye Israel telah menghambat kegiatan kemanusiaan di Jalur Gaza.
(12.23) Israel, Hamas, Palestine, Mỹ và Nga đã có phản ứng khác nhau trước Nghị quyết của Hội đồng Bảo an Liên hợp quốc về viện trợ nhân đạo ở Dải Gaza. (Nguồn: Reuters)
Israel, Hamas, Palestina, AS, dan Rusia memiliki reaksi yang berbeda terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. (Sumber: Reuters)

Pada 22 Desember, Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan mengkritik Dewan Keamanan (DK PBB) setelah badan tersebut mengeluarkan resolusi tentang bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Diplomat tersebut menyatakan: "Fokus PBB pada mekanisme bantuan untuk Gaza tidak perlu dan jauh dari kenyataan. Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan dalam skala yang diperlukan. PBB seharusnya berfokus pada krisis kemanusiaan bagi para sandera."

Ia juga berterima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungan kuatnya terhadap Israel dalam merundingkan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menurutnya menegakkan hak keamanan Israel dalam menilai pengiriman bantuan ke Gaza.

Sementara itu, Otoritas Palestina (PA) menyebut resolusi tersebut "sebuah langkah ke arah yang benar... untuk membantu mengakhiri aksi militer , memastikan penerimaan barang-barang bantuan, dan melindungi rakyat Palestina."

Hamas sendiri menyatakan bahwa resolusi PBB "tidak memadai" untuk memenuhi kebutuhan rakyat di wilayah tersebut. "Selama lima hari terakhir, pemerintah AS telah berusaha untuk melucuti esensi resolusi tersebut dan mengeluarkannya dengan formula yang lemah... Hal ini menantang tekad komunitas internasional dan Majelis Umum PBB untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap rakyat Palestina kami yang tak berdaya," ujar Hamas dalam sebuah pernyataan.

Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB mengadopsi Resolusi 2720 yang disponsori oleh Uni Emirat Arab (UEA), dengan 13 suara mendukung dan dua abstain dari AS dan Rusia. Resolusi ini menyerukan para pihak untuk mematuhi kewajiban hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional; meningkatkan penyediaan bantuan kemanusiaan yang mendesak, aman, dan tanpa hambatan langsung kepada warga sipil Palestina di Jalur Gaza; dan membebaskan para sandera dengan segera dan tanpa syarat.

Pada saat yang sama, resolusi tersebut menyerukan pembentukan mekanisme PBB untuk mempercepat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik, sekaligus memastikan bahwa bantuan tersebut sampai ke masyarakat di wilayah tersebut.

Patut dicatat, dalam pemungutan suara ini, meskipun AS tidak mendukung resolusi tersebut, AS tidak menggunakan hak vetonya. Berbicara setelah pemungutan suara, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menekankan bahwa sejak konflik meletus, Washington telah berupaya berkontribusi untuk mengurangi krisis kemanusiaan, mendorong pasokan bantuan ke Gaza, menyelamatkan sandera, dan mendorong perlindungan warga sipil tak berdosa serta pekerja kemanusiaan, menuju perdamaian abadi. Namun, ia tetap menyesalkan bahwa resolusi DK PBB tidak mengkritik serangan Hamas pada 7 Oktober.

Sementara itu, Duta Besar Rusia Vassily A. Nebenzia mengatakan bahwa dengan mengesahkan resolusi yang "sama sekali tidak berbahaya" ini, Dewan Keamanan akan memberikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) wewenang penuh untuk melanjutkan operasi militernya saat ini di Jalur Gaza.

Dalam berita terkait, pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Jalur Gaza menyebabkan hambatan besar terhadap penyaluran bantuan kemanusiaan di dalam Jalur Gaza.

Ia mengatakan bahwa menilai efektivitas operasi kemanusiaan di Gaza berdasarkan jumlah truk yang diizinkan mengangkut bantuan melintasi perbatasan Mesir adalah keliru. "Cara Israel melancarkan serangan ini menyebabkan hambatan besar bagi penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza," ujarnya.

Bapak Guterres menekankan bahwa operasi bantuan yang efektif di Jalur Gaza membutuhkan keamanan, kemampuan pekerja kemanusiaan untuk bekerja di lingkungan yang aman, kapasitas logistik, dan keberlanjutan kegiatan komersial. Namun, menurut Sekjen PBB, keempat elemen ini saat ini tidak ada di Gaza.


[iklan_2]
Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Di musim 'berburu' rumput alang-alang di Binh Lieu
Di tengah hutan bakau Can Gio
Nelayan Quang Ngai kantongi jutaan dong setiap hari setelah menang jackpot udang
Video penampilan kostum nasional Yen Nhi mendapat jumlah penonton terbanyak di Miss Grand International

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Pasar 'terbersih' di Vietnam

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk