AS pernah berencana menggunakan bom nuklir untuk membuat terusan sepanjang 257 km yang melintasi Israel untuk menggantikan Terusan Suez di dekatnya.
Terusan Suez dan rencana pembangunan Terusan Amerika. Foto: AS dalam Piksel
Pemerintah AS pernah mempertimbangkan penggunaan 520 bom atom untuk membangun pengganti Terusan Suez yang melintasi Israel pada tahun 1960-an. Rencana tersebut tidak pernah terwujud, tetapi memiliki pengganti Terusan Suez bisa jadi berguna ketika sebuah kapal kargo terjebak di sana pada Maret 2021, yang menghalangi salah satu jalur air terpenting di dunia , menurut Business Insider .
Menurut memorandum tahun 1963 dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Departemen Pertahanan AS, yang dideklasifikasi pada tahun 1996, rencana para peneliti adalah menggunakan bahan peledak nuklir untuk membuat Terusan Laut Mati melintasi Gurun Negev. Terusan baru ini akan memiliki panjang 257 km, melintasi Israel, dan berada di permukaan laut. Meskipun metode penggalian tradisional sangat mahal, bom nuklir dapat digunakan dalam kasus ini. Terusan semacam itu dapat memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi.
Para ilmuwan di laboratorium memperkirakan dibutuhkan empat bahan peledak 2 megaton untuk setiap mil jalan. Sejarawan Alex Wellerstein menghitung bahwa jumlah ini setara dengan 520 bom nuklir atau 1,04 gigaton bahan peledak (satu gigaton sama dengan satu miliar ton bahan peledak). Rute yang mereka usulkan melintasi Gurun Negev di Israel, yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Teluk Aqaba, sehingga membuka akses ke Laut Merah dan Samudra Hindia. Laboratorium mencatat terdapat 209 kilometer persegi lahan tak berpenghuni di gurun yang dapat digali menggunakan senjata nuklir.
Studi pendahuluan menemukan bahwa penggunaan bom untuk membangun terusan melalui Israel tampak "secara teknis layak". Namun, memo tersebut juga menyoroti isu yang belum dipertimbangkan oleh tim: "kelayakan politik", karena negara-negara Arab di sekitar Israel akan sangat menentang pembangunan terusan tersebut.
Memorandum tersebut ditemukan ketika Komisi Energi Atom AS menyelidiki penggunaan bahan peledak nuklir damai (PNE) untuk menggali infrastruktur yang bermanfaat. Proyek tersebut dihentikan pada tahap percobaan setelah AS menemukan bahwa 27 percobaan dengan PNE memancarkan radiasi ke lingkungan. Sementara itu, Laboratorium Nasional Lawrence Livermore masih ada hingga saat ini dan merupakan fasilitas terkemuka untuk penelitian nuklir.
An Khang (Menurut Business Insider )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)