KCNA kemarin mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah meledakkan rute antar-Korea, dengan sekitar 60 meter jalan dan rel kereta api hancur pada 15 Oktober. Pyongyang menegaskan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan konstitusi yang telah direvisi, yang menganggap Korea Selatan sebagai negara yang bermusuhan.
"Langkah-langkah ini diambil karena situasi keamanan yang gawat dan telah mencapai ambang perang yang tak terduga akibat provokasi politik dan militer dari pasukan musuh," demikian pernyataan KCNA dalam laporannya kemarin.
Korea Utara meledakkan jalur kereta api antar-Korea pada tanggal 15 Oktober.
Korea Selatan mengecam keras amandemen konstitusi Korea Utara yang disebutkan di atas. Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan bahwa kebijakannya adalah untuk terus mengejar tujuan penyatuan kedua Korea, tetapi akan merespons dengan kekerasan jika Korea Utara mengambil tindakan agresif.
Sementara itu, Pyongyang memandang tindakan meledakkan jalan-jalan tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk sepenuhnya memisahkan wilayah Korea Utara dari Korea Selatan. Dengan meningkatnya ketegangan hubungan antar-Korea, Ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kim Myung-soo, membatalkan rencana kunjungan ke AS dan beralih ke pertemuan daring, Yonhap melaporkan pada 16 Oktober.
Presiden Ukraina menuduh Korea Utara mengirim pasukan ke Rusia
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/kho-luong-tinh-hinh-ban-dao-trieu-tien-185241017224318818.htm






Komentar (0)