Pada tanggal 4 April, kepolisian Tokyo mengonfirmasi bahwa mereka telah menangkap empat pria yang diduga merekrut perempuan untuk prostitusi di Amerika Serikat melalui situs web bernama "Dekasegi Charme", yang menjanjikan perempuan berusia 18 tahun kesempatan untuk "menghasilkan puluhan juta yen per bulan", lapor South China Morning Post .
Yoshihiko Usui, 53 tahun, seorang calo, dituduh memperkenalkan dua perempuan ke dunia prostitusi di Amerika Serikat tahun lalu. Mereka dikirim untuk bekerja di rumah bordil, dengan salah satu dari mereka dikabarkan dibayar 900.000 yen ($6.000) untuk 10 hari kerja, dan yang lainnya 2,5 juta yen ($16.500) per bulan.
Ryosuke Imamura, 37, dituduh membuat situs web "Dekasegi Charme". Pihak berwenang mengatakan kedua tersangka, bersama dua pria lainnya, mengatur penjualan sekitar 300 perempuan sebagai pekerja seks komersial di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia selama tiga tahun terakhir. Kelompok ini diyakini telah meraup 200 juta yen ($1,32 juta) melalui bisnis perantara tersebut.
Pada 4 April, pihak berwenang Jepang mengatakan polisi menggerebek 729 bar "host club" di 19 prefektur akhir tahun lalu. Sebanyak 203 bar didenda dan diperintahkan untuk mematuhi hukum, termasuk memasang harga minuman. Lima bar lainnya ditangguhkan.
Bar host club di Jepang adalah tempat staf pria melayani, menyajikan minuman, dan mengobrol dengan pelanggan wanita. Ini juga merupakan model di mana staf wanita melayani pelanggan pria, yang disebut "hostess club".
Billboard yang mengiklankan bar "host club" di Shinjuku (Tokyo, Jepang) pada bulan Desember 2023
Menurut Japan Times , bar "host club" memungkinkan pelanggan wanita menikmati layanan tanpa uang tunai atau kartu kredit. Terkadang, staf pria akan membayar tagihan pertama sebagai tanda niat baik.
Namun, hal ini dianggap sebagai jebakan bagi bar untuk memikat pelanggan. Pelanggan yang tertarik akan kembali ke bar, bahkan berutang untuk membeli makanan dan minuman dengan harga selangit. Ketika tidak mampu membayar utang, pelanggan perempuan dapat terpikat untuk terjun ke dunia prostitusi demi melunasi utang mereka, dengan iming-iming penghasilan tinggi.
Kepolisian Jepang diberitahu tentang para calo tersebut setelah otoritas AS menemukan sejumlah besar perempuan yang mencoba memasuki AS pada April 2023. Otoritas AS menginterogasi mereka atas dugaan prostitusi. Kepolisian AS kemudian melaporkan kecurigaan mereka terhadap situs web "Dekasegi Charme" ke Jepang.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)