Pada hari utama festival, altar Then dihiasi dengan cerah dan penuh warna dengan persembahan utama berupa bunga, yang dianggap sebagai simbol festival. Selain itu, di altar tergantung banyak burung walet yang dilipat dari kertas warna-warni untuk menyampaikan harapan orang Muong kepada para dewa.
Persembahan berupa segala sesuatu di dunia manusia menandakan tahun baru yang penuh kelimpahan dan sukacita. Umat yang datang ke festival ini membakar dupa di altar untuk berdoa memohon tahun baru yang penuh keberuntungan, kedamaian, dan kebahagiaan.
Memasuki upacara, orang terpilih yang memenuhi syarat oleh penduduk desa mengenakan kostum Then, memainkan Tinh Tau, dan tampak agung bak seorang jenderal. Di sekeliling mereka terdapat para perawan yang terpilih menjadi Sao Chau, semuanya cantik, pandai menari dan bernyanyi untuk menyambut para dewa ke bumi untuk bergembira. Persembahan bunga, persembahan, mengundang anggur, dan penampilan Then bagaikan dialog dengan para dewa di surga dengan keyakinan yang tak pernah pudar.
Di akhir upacara, Then dan Sao Chau menarikan tarian Quat Bo Wii (menyapu bunga layu). Ini adalah kepercayaan akan reinkarnasi dalam kepercayaan rakyat orang Thai Putih di sini. Namun, bagian yang paling ramai dan menarik adalah festival percikan air untuk berdoa memohon hujan di sungai Nam Lum setelah upacara pemujaan Then. Ribuan orang bergabung di sungai untuk bersorak dalam kegembiraan percikan air. Penduduk setempat percaya bahwa semakin basah orang tersebut, semakin beruntung mereka. Menurut orang Thailand, sungai adalah tempat Then bereinkarnasi dari surga ke bumi untuk menyelamatkan orang-orang. Setiap orang yang berpartisipasi dalam upacara percikan air tampaknya merasakan keharmonisan langit dan bumi dan berharap untuk panen yang baik tahun depan. Ini juga merupakan kesempatan bagi pasangan muda untuk bertemu dan mengekspresikan cinta mereka melalui lagu-lagu. Setelah festival, banyak dari mereka menjadi suami istri.
Festival Kin Pang memiliki kekuatan untuk menyebar ke wilayah yang luas dan menarik banyak kelompok etnis lain untuk berpartisipasi. Ini juga merupakan kesempatan untuk mempromosikan citra budaya, tanah, dan masyarakat Phong Tho, Lai Chau kepada wisatawan di seluruh negeri.
Majalah Heritage
Komentar (0)