Hari ini (7 Januari), pengadilan di Seoul menandatangani surat perintah penangkapan kedua untuk Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol setelah surat perintah pertama kedaluwarsa tetapi tidak dapat dilaksanakan karena perlawanan dari pasukan keamanan kepresidenan.
Pemandangan dari kejauhan kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Seoul.
Pengadilan Distrik Barat Seoul telah menerbitkan kembali surat perintah penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol atas permintaan Kantor Investigasi Praktik Korupsi Korea (CIO) setelah surat perintah awal berakhir pada tanggal 6 Januari.
CIO (Chief Information Office) berupaya melaksanakan surat perintah penangkapan pada tanggal 3 Januari tetapi gagal setelah pengawal presiden mencegah para penyelidik memasuki kediaman Presiden Yoon di pusat kota Seoul.
"Surat perintah penangkapan diterbitkan kembali siang ini (7 Januari) untuk tersangka Yoon," lapor Yonhap News, mengutip pengumuman dari lembaga investigasi.
Kepala keamanan presiden Korea Selatan menolak untuk mematuhi surat perintah penangkapan.
Sejak parlemen Korea Selatan dengan suara bulat memakzulkan Presiden Yoon pada 27 Desember 2024 karena mendeklarasikan darurat militer bulan lalu, ia dan Ibu Negara Kim Keon Hee belum meninggalkan kediaman mereka di Hannam-dong, yang sering dijuluki Beverly Hills-nya Korea.
Rumah mewah itu dijaga ketat, dengan pagar kawat berduri dan bus-bus yang memblokir jalan di bagian awal.
Pekan lalu, kantor presiden mengajukan pengaduan terhadap tiga stasiun televisi dan seorang YouTuber karena diduga melakukan pengambilan gambar secara ilegal di kediaman presiden, menurut Reuters.
Beberapa hari setelah pemakzulan dirinya, Presiden Yoon juga diam-diam merayakan ulang tahunnya yang ke-64 di sini.
Dalam perkembangan lain, Kejaksaan Distrik Selatan Seoul mengumumkan pada tanggal 7 Januari bahwa mereka sekali lagi meminta pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap seorang dukun yang diyakini dekat dengan Presiden Yoon dan Ibu Negara Kim Keon Hee.
Alasan penangkapan dukun tersebut adalah untuk mempermudah penyelidikan atas tuduhan bahwa tersangka menerima dana kampanye politik ilegal sekitar tujuh tahun lalu, menurut The Korea Times . Pengadilan sebelumnya telah menolak permintaan kejaksaan karena kurangnya bukti.
Sumber: https://thanhnien.vn/lenh-bat-moi-cho-tong-thong-han-quoc-phap-su-than-can-cung-co-nguy-co-185250107172329975.htm






Komentar (0)