Bagaimana Liverpool 'memompa uang' ke jendela transfer yang memecahkan rekor?

Alexander Isak bergabung dengan Liverpool pada hari terakhir transfer.

Rekor pengeluaran musim panas

Puncak dari belanja besar-besaran Liverpool adalah transfer Alexander Isak di hari terakhir bursa transfer. Juara bertahan Liga Primer Inggris itu memecahkan rekor transfer Inggris dengan memboyong striker Swedia tersebut dari Newcastle ke Anfield seharga £125 juta.

Tak hanya Isak, Liverpool juga mendatangkan dua pemain besar lainnya: Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen dengan biaya mencapai 116,5 juta poundsterling dan Hugo Ekitike dari Eintracht Frankfurt seharga 79 juta poundsterling.

Hebatnya, jumlah yang dihabiskan untuk Isak saja melebihi total pengeluaran lebih dari 10 klub Liga Primer sepanjang musim panas. Selain itu, Liverpool juga merekrut Milos Kerkez (40 juta pound), Jeremie Frimpong (29,5 juta pound), Giorgi Mamardashvili (29 juta pound), sementara kesepakatan untuk Marc Guehi (35 juta pound) dari Crystal Palace gagal di menit-menit terakhir.

Bagaimana Liverpool berkeliling PSR?

Dalam konteks peraturan ketat Aturan Keuntungan & Keberlanjutan (PSR) yang membuat banyak tim Liga Primer berhati-hati, Liverpool masih bisa menghabiskan banyak uang.

Rahasia "Brigade Merah" terletak pada fondasi keuangannya yang kuat. Menurut laporan, pendapatan mereka musim lalu mencapai 614 juta pound, hampir dua kali lipat pendapatan Newcastle.

Klub Merseyside itu juga telah menandatangani kesepakatan besar dengan Adidas senilai sekitar £60 juta setahun, selama 10 tahun.

Selain itu, perluasan Anfield telah membantu meningkatkan pendapatan dari penjualan tiket dan layanan VIP, sementara keberhasilan berturut-turut di Liga Premier, Liga Champions, dan kompetisi piala telah memberi mereka sumber hadiah uang yang besar.

Yang tak kalah penting, Liverpool telah mengelola pengeluaran mereka dengan bijak selama bertahun-tahun. Faktanya, meskipun belanja besar-besaran di musim panas 2025, Liverpool hanya berada di peringkat ketujuh di Liga Primer dalam hal pengeluaran bersih sejak 2016/17, di belakang Tottenham dan West Ham. Tahun lalu, mereka hanya menambahkan Federico Chiesa ke dalam skuad Arne Slot seharga £12,5 juta.

Penjualan pemain Liverpool juga menghasilkan banyak uang. Musim panas ini, Liverpool telah mendatangkan £65 juta dari Luis Diaz, £56,6 juta dari Darwin Nunez, dan sejumlah besar uang dari Jarrell Quansah (£35 juta), Ben Doak (£25 juta), Caoimhin Kelleher (£18 juta), dan Tyler Morton (£15 juta). Artinya, meskipun menghabiskan £446 juta, pengeluaran bersih mereka hanya £218,4 juta, lebih rendah dari Arsenal yang mencapai £257 juta.

Pemain-pemain baru Liverpool diharapkan bersinar.

'Membuat gelombang' selama bertahun-tahun yang akan datang?

Pertanyaannya adalah mengapa Liverpool memutuskan untuk "mengeluarkan uang" saat ini. Christian Purslow, mantan kepala eksekutif klub, yakin ada dua alasan. Pertama, Liverpool menyadari bahwa mereka menghadapi peluang emas untuk mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa.

Kedua, sistem aturan keuangan saat ini justru menguntungkan tim dengan pendapatan dan basis komersial yang besar seperti Liverpool. Menurutnya, tim Anfield tersebut mungkin memanfaatkan "ruang" sebelum perubahan aturan, untuk membangun skuad yang hampir tak terkalahkan.

"Ini manajemen strategis yang luar biasa cerdas. Menambahkan Isak ke dalam skuad saat ini menjadikan Liverpool kandidat nomor satu untuk setiap gelar. Klub-klub lain terpaksa menghormati sekaligus takut dengan cara mereka beroperasi," kata Bapak Christian Purslow.

Bursa transfer ditutup, Liverpool menjadi klub dengan pengeluaran terbesar dalam satu musim panas dalam sejarah sepak bola Inggris. Namun, kini tekanan beralih ke para pemain baru. Rekor pengeluaran ini hanya akan berarti jika Isak, Wirtz, Ekitike, dan pemain baru lainnya membuktikan kualitas mereka di lapangan.