(CLO) Seorang guru wanita berusia 40-an yang dituduh menikam seorang siswa berusia 8 tahun hingga tewas di sebuah sekolah dasar di kota Daejeon, Korea Selatan, mengatakan kepada polisi bahwa ia melakukan kejahatan tersebut karena merasa "frustrasi" setelah dikeluarkan dari kelas.
Dalam kesaksiannya, guru tersebut mengatakan bahwa setelah kembali bekerja hanya tiga hari kemudian, dia merasa sangat kesal ketika seorang rekannya melarangnya mengajar.
"Saya merasa tidak enak hanya tiga hari setelah kembali bekerja," katanya kepada polisi. Perasaan ini terpendam dan memicu kejahatan.
Para siswa memberikan penghormatan terakhir di sebuah sekolah dasar di pusat kota Daejeon. Foto: GI
Guru tersebut mengatakan bahwa, setelah merasa frustrasi, ia membeli senjata api sebelum kembali ke sekolah pada hari penyerangan. Alasan ia memilih tindakan ekstrem ini adalah karena ia ingin "mati bersama seorang anak".
Ia menunggu para siswa meninggalkan kelas dan mengincar anak perempuan terakhir yang keluar. "Saya bilang kepada anak terakhir untuk keluar bahwa saya akan memberinya buku dan membawanya ke ruang audiovisual, tempat saya mencekik dan menusuknya," ujarnya.
Polisi mengatakan tersangka telah dirawat karena depresi sejak 2018 dan sempat berpikir untuk bunuh diri saat cuti sakit selama enam bulan. Namun, ia memutuskan untuk kembali bekerja lebih awal dan melakukan penyerangan tersebut. Setelah menikam korban, ia juga menikam dirinya sendiri dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Polisi juga mengatakan guru tersebut memiliki riwayat perilaku agresif, termasuk memelintir lengan guru lain minggu lalu ketika ia bertanya apakah ada sesuatu yang salah, tetapi tidak ada laporan yang diajukan kepada pihak berwenang tentang insiden tersebut.
Polisi saat ini sedang menyelidiki dan telah meminta Layanan Forensik Nasional untuk melakukan otopsi terhadap gadis itu untuk menentukan penyebab pasti kematiannya.
Hoai Phuong (menurut Yonhap, Korea Mendengar)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/loi-khai-cua-giao-vien-trong-vu-dam-chet-hoc-sinh-8-tuoi-o-han-quoc-post334043.html
Komentar (0)