Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Media sosial dan bahaya yang ditimbulkannya bagi anak-anak.

Kisah seorang siswa kelas dua di komune Ea Wer yang meninggal karena tenggelam saat bermain dengan "bobo boat"—mainan buatan sendiri yang terbuat dari styrofoam, karet gelang, stik es krim, dan lain-lain—menjadi viral di TikTok, mengejutkan banyak orang. Insiden yang memilukan ini bukan hanya kecelakaan tragis tetapi juga peringatan tentang potensi risiko tren media sosial bagi anak-anak.

Báo Đắk LắkBáo Đắk Lắk12/12/2025

Menurut teman-teman korban, dia pergi ke danau untuk mencoba mengapungkan "perahu bobo," karena video perahu kecil ini sangat umum di TikTok. Ini menunjukkan bahwa penyebaran tren media sosial yang cepat, ditambah dengan rasa ingin tahu dan sifat eksploratif anak-anak kecil, telah menciptakan situasi berbahaya yang mungkin tidak sepenuhnya diantisipasi oleh orang tua.

Namun, masalahnya bukan hanya tentang permainan "bobo boat". Insiden ini mencerminkan fakta bahwa anak-anak terlalu mudah terpapar konten yang tidak terverifikasi, beberapa di antaranya bahkan menimbulkan risiko yang signifikan. Sementara itu, kesadaran anak-anak terbatas, dan kemampuan mereka untuk menilai risiko hampir tidak ada. Dihadapkan dengan video yang telah ditonton jutaan kali, anak-anak hanya melihat apa yang "menyenangkan" atau "menarik," tanpa memahami bahwa mungkin ada kecelakaan, cedera, atau bahkan kematian di baliknya.

Banyak anak meniru permainan balap "bobo boat" yang mereka lihat di internet, membuat perahu sendiri dan bermain di kolam, danau, dan sungai tanpa mengantisipasi potensi bahaya dan kecelakaan yang tak terduga. (Gambar ilustrasi)

Setelah insiden tragis tersebut, sekolah tempat siswa kelas dua itu bersekolah segera menangani masalah tersebut, dengan menyelenggarakan kampanye kesadaran tentang bahaya permainan ini dan tren daring lainnya. Ini adalah langkah yang diperlukan mengingat meningkatnya pengaruh lingkungan digital terhadap anak-anak. Namun, upaya-upaya di lingkungan sekolah ini hanya menangani permukaan masalah. Setelah berada di luar gerbang sekolah, anak-anak masih menghadapi dunia daring yang luas dan jauh lebih sulit dikendalikan.

Kesenjangan terbesar saat ini adalah penggunaan media sosial oleh anak-anak tanpa pengawasan orang dewasa. TikTok, Facebook, dan YouTube semuanya memiliki mekanisme sensor, tetapi itu tidak cukup untuk sepenuhnya mencegah konten yang menyesatkan, berbahaya, atau tidak aman. Anak-anak kecil, terutama siswa sekolah dasar, tidak dapat membedakan antara bimbingan yang benar dan tantangan yang berbahaya. Tanggung jawab ini terletak pada orang dewasa, terutama keluarga.

Orang tua perlu memantau penggunaan telepon dan media sosial anak-anak mereka, dan membimbing mereka untuk menjauhi kolam, sungai, aliran air, atau tempat berbahaya lainnya. Lebih penting lagi, orang tua perlu secara proaktif membekali anak-anak dengan keterampilan untuk mengidentifikasi risiko dari video daring: tidak meniru konten buatan sendiri, tidak berpartisipasi dalam tren yang tidak terverifikasi, dan tidak mencoba tantangan berbahaya.

Ini juga saatnya bagi kita untuk mengevaluasi kembali peran pendidikan keterampilan digital dalam kurikulum. Seiring media sosial menjadi bagian dari kehidupan, anak-anak perlu diajarkan cara melindungi diri mereka sendiri secara daring, sama seperti mereka diajarkan berenang, keterampilan melarikan diri, atau cara menangani situasi darurat. Keamanan daring kini menjadi kebutuhan nyata dan mendesak.

Insiden yang memilukan di Ea Wer sekali lagi mengingatkan kita bahwa kepolosan anak-anak kecil selalu disertai risiko besar jika mereka tidak dibimbing dengan benar. Media sosial membawa kegembiraan dan pengetahuan, tetapi juga menyembunyikan aspek negatif yang tidak dapat diprediksi oleh anak-anak. Ketika orang dewasa melonggarkan pengawasan mereka, video yang hanya berdurasi beberapa puluh detik dapat menyebabkan konsekuensi seumur hidup.

Untuk mencegah kerugian tragis seperti itu, orang dewasa harus mengambil pendekatan proaktif: lebih memperhatikan, lebih waspada, dan lebih bertanggung jawab atas akses anak-anak ke media sosial. Karena hanya satu momen meniru tren dapat merenggut seluruh masa depan anak-anak.

Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202512/mang-xa-hoi-va-moi-nguy-doi-voi-tre-em-f981582/


Komentar (0)

Silakan tinggalkan komentar untuk berbagi perasaan Anda!

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Tempat hiburan Natal yang menggemparkan anak muda di Kota Ho Chi Minh dengan pohon pinus setinggi 7 meter
Apa yang ada di gang 100m yang menyebabkan kehebohan saat Natal?
Terkesima dengan pernikahan super yang diselenggarakan selama 7 hari 7 malam di Phu Quoc
Parade Kostum Kuno: Kegembiraan Seratus Bunga

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Don Den – Balkon langit baru Thai Nguyen menarik minat para pemburu awan muda

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk